Kisah Sahabat Nabi Ingin Menjadi Orang Miskin

DAARUTTAUHIID.ORG | Abdurrahman bin Auf merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam yang punya keinginan menjadi orang miskin. Karena Abdurrahman dalam sejarahnya dikaruniai harta yang melimpah oleh Allah Ta’ala.

Sosok Abdurrahman bin Auf juga dikenal sebagai pedagang sukses, kaya raya, dan keluasan ilmu. Bahkan menghafal Al-Qur’an dan mencatat setiap wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam.

Selain dikenal sebagai orang yang memiliki harta, Abdurrahman juga dikisahkan memberikan 200 uqiyah emas (1 uqiyah setara dengan 31 gram) untuk memenuhi kebutuhan logistik selama perang Tabuk. Ketika ada panggilan  berinfak dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam ia tidak pernah ragu mengeluarkan hartanya di jalan Allah Ta’ala.

Walaupun mempunyai harta yang berlimpah, Abdurrahman bin Auf mengharapkan menjadi orang miskin. Afsheen Moon menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Di Balik Takdir menyebutkan bahwa suatu ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda bahwa Abdurrahman akan masuk surga terakhir disebabkan terlalu kaya dan menyebabkan dirinya dihisab paling lama di akhirat kelak.

Mendengar hal itu Abdurrahman bin Auf kemudian berpikir keras. Ia berusaha mencari cara agar dirinya kembali menjadi orang sehingga dapat masuk surga lebih awal. Sebab, kekayaan yang dimilikinya membuat ia khawatir akan masuk surga paling akhir.

Untuk mewujudkan keinginannya tersebut Abdurrahman bin Auf menyedekahkan separuh hartanya pada zaman zaman Rasulullah. Kemudian bersedekah juga sebesar 40.000 dinar yang mana kebanyakan harta bendanya diperoleh dari hasil perdagangan.

Suatu ketika di perang Tabuk, kurma di Madinah menjadi busuk karena ditinggalkan para sahabat untuk berperang. Kemudian Abdurrahman pun memutuskan untuk membelinya sebagai cara agar ia dapat menjadi miskin.

Namun, siapa sangka, datang berita dari Negeri Yaman sedang mengalami penyakit menular yang berbahaya. Para tabib menganjurkan Raja Yaman mencari kurma-kurma busuk sebagai penawar dari penyakit.

kemudian, datanglah seorang utusan Raja Yaman menghadap Abdurrahman bin Auf. Ia lalu membeli kurma-kurma busuk yang ada pada Abdurrahman. Utusan tersebut bahkan membayar Abdurrahman bin Auf 10 kali lipat dari harga kurma biasa.

Peristiwa tersebut menggagalkan usaha Abdurrahman bin Auf untuk menjadi orang miskin. Alih-alih miskin, malah menjadi lebih kaya 10 kali lipat dari sebelumnya. (Arga)