Kisah Wakif DT, Istiqomah Wakaf 15 Ribu Tiap Hari

DAARUTTAUHIID.ORG | BANDUNG – Wakaf merupakan investasi abadi yang tidak menyebabkan pelakunya merugi. Pahala jariyah yang dijanjikan Allah melalui wakaf tak ayal membuat banyak orang tergiur untuk menunaikannya.

Salah satunya nenek Sulis (nama disamarkan). Sulis tercatat telah menjadi wakif tetap di lembaga wakaf DT.

Berawal dari sering mengikuti kajian di Masjid DT Bandung, Sulis istiqomah mewakafkan secuil hartanya untuk pembangunan dan pengelolaan Wakaf Masjid DT di Indonesia.

Nominal harta yang ia wakafkan terbilang kecil, hanya lima belas ribu rupiah, namun ia istiqomah mewakafkannya tiap hari ke lembaga Wakaf DT.

“Saya terinspirasi dari ustadz Fahrudin ya, katanya wakaf itu tidak hanya tentang wakaf gedung, ataupun tanah. Ternyata wakaf uang juga bisa dan nominalnya tidak selalu besar,” ujar Sulis ketika dihubungi tim media DT pada Kamis, (9/8/2023).

Perkembangan ekonomi secara global dewasa ini mendukung gerakan filantropi yang meluas, salah satunya dengan wakaf uang.

Wakaf uang merupakan pengembangan wakaf dari aset tak bergerak (tanah dan bangunan) menjadi aset tunai yang bergerak.

Telah menjadi pensiunan, tak menggetarkan semangat Sulis untuk menabung pahala jariyah. Baginya, harta yang ia wakafkanlah yang akan ia bawa sebagai salah satu bekal menuju akhirat kelak.

“Sejak saat itu, saya bertekad kuat untuk berwakaf semampu saya, semoga dengan ini dapat memudahkan jalan saya menuju Surganya Allah,” tutur Sulis.

Sulis memercayakan lembaga Wakaf DT sejak lama, ia meninjau pengelolaan wakaf DT melalui program-program Masjid DT yang telah diselengarakan. Kemakmuran Masjid DT membuat Sulis tergiur untuk berkontribusi mewakafkan hartanya.

“Kalau di DT penyaluran wakafnya jelas ya. Saya melihat bagaimana masjid DT makmur oleh program-program yang telah di selenggarakan, banyak orang yang beribadah, menimba ilmu di masjid DT, jadi terlihat kemakmuran masjidnya,” tambahnya.

Era teknologi dan digitalisasi saat ini sangat mempermudah aktivitas manusia. Bahkan dalam beberapa sektor, aktivitas dapat dilakukan dengan benda di gengaman tangan saja, yakni handphone.

Sulis turut merasakan manfaat era digitalisasi saat ini. Diusianya yang telah senja, Sulis sangat terbantu dengan segala kemudahan yang ada.

Dalam berwakaf, Sulis tak perlu berlelah-lelah mengunjungi lembaga wakaf DT, ia cukup mentransfer sejumlah uang untuk ia wakafkan.

Ia berpesan kepada khalayak untuk turut berwakaf sebagai bentuk investasi abadi. Ia mengatakan, berwakaf semampunya namun istiqomahlah dalam menjalankannya.

Hal ini tidak akan membuat rugi, namun malah menjadi bekal pahala jariyah ketika kita telah tiada nanti. (Noviana)

Redaktur: Wahid Ikhwan


DAARUTTAUHIID.ORG