Membiasakan Diri Agar Bermuhasabah Setiap Hari

[DAARUTTAUHIID.ORG]- Muhasabah merupakan suatu aktivitas  untuk melakukan introspeksi diri. Intropeksi diri terhadap perbuatan, sikap, kelemahan, kesalahan, dan sebagainya yang pernah dilakukan, dimana perbuatan tersebut bertentangan dengan nilai-nilai agama. Islam juga menganjurkan bagi seorang muslim senantiasa untuk bermusabah agar kembali kepada Allah Subhanahu wata’ala dengan jalan bertaubat. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist diriwayatkan oleh Umar bin Khattab, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga pernah bersabda:

“Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab, dan hiasilah dirimu sekalian (dengan amal shaleh), karena adanya sesuatu yang lebih luas dan besar, dan sesuatu yang meringankan hisab di hari kiamat yaitu orang-orang yang bermuhasabah atas dirinya ketika di dunia.” (HR. Tirmidzi).

Anjuran tersebut itu juga dikuatkan melalui firman Allah Subhanahu wata’ala dalam Al-Qur’an  surat Al Hasyr yang bunyinya: Yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha waltanẓur nafsum mā qaddamat ligad, wattaqullāh, innallāha khabīrum bimā ta’malụn.

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Hasyr: 18)

Muhasabah yang benar mengantarkan kepada taubat yang akan diawali dengan penyesalan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Menyesal adalah taubat.” (HR Ibnu Majah). Sebagaimana juga menurut pendapat Imam Al-Ghazali mengaitkan muhasabah dan tobat. Keduanya tidak dapat dipisahkan karena tobat adalah peninjauan atau koreksi terhadap perbuatan atau sikap diri sendiri yang sudah dilakukan dengan rasa penyesalan. Imam Al-Ghazali dalam kaitan dengan muhasabah dan tobat mengutip Surat An-Nur yang artinya, “Bertobatlah kalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kalian beruntung,” (QS. An-Nur ayat 31).

Oleh karenanya muhasabah diri perlu dan penting untuk dilakukan agar tidak terjebak ke dalam kemaksiatan dan kesesatan yang akan terus berlarut. Ini juga menjadi momen mengevaluasi diri, mengingat apa yang dilakukan untuk mencari kebaikan di dalamnya, dan mengembangkan diri untuk menjadi pribadi yang lebih dicintai oleh Allah Ta’ala. Allahu a’lam bishowab (Shabirin)

__________________

daaruttauhiid.org