Menanamkan Sifat Malu Dalam Diri Muslim

[DAARUTTAUHIID.ORG]- Sifat malu merupakan bagian dari iman, sifat yang menjaga seseorang dari melakukan perbuatan-perbuatan maksiat. Agama Islam memerintahkan kepada penganutnya untuk senantiasa menanamkan rasa malu, karena rasa malu mampu membantu seseorang dalam berperilaku baik yang akan menjadi rambu-rambu ketika bersikap atau bertindak.

Orang yang tidak mempunyai sifat malu sama sekali, pasti akhlaknya sangat buruk, karena selalu melanggar batasan-batasan yang  tidak boleh dilanggar, setiap kali melanggar atau melakukan perbuatan dosa maka dirinya enteng-enteng saja tanpa merasa bersalah sama sekali.

Rasa malu bisa menjadi penguat bagi seorang muslim, yang akan menguatkan seorang muslim  dari hal-hal yang perbuatan yang menyalahi tuntunan syariat. Malu menjadi pangkal kebaikan dan keimanan seseorang. Dalam sebuah hadist Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Rasa malu tidak pernah mendatangkan kecuali kebaikan.” (HR. Al-Bukhari-Muslim).

Sifat malu menjadi ciri khas akhlak orang yang beriman. Orang yang mempunyai sifat malu, jika melakukan kesalahan atau yang tidak pantas bagi dirinya maka akan merasa menyesal yang sangat mendalam. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki rasa malu, maka akan merasa biasa saja ketika melakukan dosa atau kesalahan sekalipun dilakukan dimuka umum.

Islam menempatkan budaya rasa atau sifat malu sebagai bagian dari keimanan seseorang. Orang yang beriman pasti memiliki sifat malu dalam menjalani kehidupannya. Orang yang tidak mempunyai rasa malu bisa dikategorikan tidak mempunyai rasa iman dalam dirinya meskipun mulutnya menyatakan beriman.

Sebagaimana dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya: ”Iman itu lebih dari 70 (tujuh puluh) atau 60 (enam puluh) cabang, cabang iman yang tertinggi adalah mengucapkan ‘La ilaha illallah’, dan cabang iman terendah adalah membuang gangguan (duri) dari jalan, danrasa malu merupakan cabang dari iman.” (HR Bukhari-Muslim).

Sifat malu perlu ditanamkan bagi seorang beriman dalam setiap aktivitas kehidupan. Sebab rasa malu adalah sumber kebaikan dan pembentuk akhlak mulia seseorang, selain itu juga malu menjadi salah satu pangkal keimanan bagi seorang muslim. Kalau seseorang sudah tidak mempunyai rasa malu, maka kecenderungannya akan melakukan tindakan yang melampaui batas yang dilarang dalam agama.