Mencontoh Nabi Agar Senantiasa Bersiwak Membersihkan Gigi
DAARUTTAUHIID.ORG | Menjaga kebersihan dan kerapian merupakan bagian ajaran Islam yang senantiasa harus dilakukan. Salah satunya membersih gigi dan mulut dengan cara bersiwak. Agar mulut bersih dari kotoran dan bau yang tidak sedap yang dapat mengganggu diri sendiri maupun orang lain.
Hal ini yang dilakukan oleh baginda Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam ketika membersihkan gigi dan mulut. Rasullullah membersihkannya dengan menggunakan siwak. Bersiwak merupakan salah satu aktivitas sunah yang senantiasa dikerjakan oleh Rasulullah.
Bahkan para sahabat juga mengetahui kebiasaan Rasullullah yang senantiasa membawa siwak saat berpergian ke manapun. Bersiwak ialah kegiatan membersihkan mulut dan gigi menggunakan dahan atau akar pohon Arok (salvador persica) yang biasanya tumbuh di Timur Tengah.
Sebagian di antara kita mungkin belum mengetahui tata cara bersiwak sesuai sunnah Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam. Berikut keutamaan dan tata cara bersiwak.
Dianjurkan bersiwak menggunakan kayu yang lembut, tidak melukai, tidak membahayakan, dan tidak pula merusaknya. Seperti kayu Arak, pelepah kurma, dan Zaitun. Namun, sebaik-baik jenis siwak adalah dari pohon Arak, karena ia memiliki aroma yang wangi dan serabutnya dapat membersihkan kotoran disela-sela gigi.
Cara bersiwak yang dicontohkan Nabi yaitu memulainya dari sebelah kanan. Hal ini tertera dalam hadis Ummul Mukminin Aisyah yang artinya:
“Adalah menyenangkan Rasulullah untuk memulai dengan yang kanan ketika memakai sandal, menyisir rambut, ketika bersuci, dan dalam semua keadaan.” (HR. Al-Bukhari).
“Bersiwak dianjurkan untuk dimulai dengan gerakan menyamping. Apabila kalian minum maka minumlah dengan cara menghisap. Dan apabila kalian bersiwak maka bersiwaklah secara melebar.” (HR. Al-Baihaqi)
Terakhir, dianjurkan mencuci kayu siwak sebelum dan sesudah digunakan. Hal ini dijelaskan hadis berikut:
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam pernah memberikan siwak kepadaku untuk dicuci. Kemudian aku memakainya untuk bersiwak. Lalu aku mencucinya dan memberikannya kepada beliau.” (HR. Abu Dawud)
Bersiwak itu disukai di semua waktu. Namun lebih ditekankan pada lima keadaan berikut:
1. Saat hendak berwudhu.
2. Hendak sholat.
3. Hendak membaca Al-Qur’an.
4. Bangun dari tidur.
5. Saat bau mulut berubah. (Arga)