MENELADANI KESEHARIAN NABI DI BULAN RAMADHAN (Bagian 1)

Oleh : Roni ‘Abdul Fattah

Nabi Senantiasa Makan Sahur

Saudaraku, sekarang mari kita teladani bagaimana sahurnya Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jangan pernah meremehkan makan sahur karena ada keberkahan di dalamnya.

Apa Yang Di Maksud Dengan Sahur?

As-Sahur adalah istilah makan pada waktu sahur, yaitu akhir malam. Kenapa dinamakan Sahur, karena dilaksanakan pada waktu Sahur, sedang As-Sahir adalah, akhir dari malam sebelum Shubuh, ada yang berkata, ia dari sepertiga malam akhir hingga terbit fajar. Maksudnya adalah bahwa akhir dari waktu sahur bagi seorang yang berpuasa adalah terbitnya fajar.

Sebagaimana firman Allah ta’ala;

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ

“Dan makan minumlah hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. ” (QS. Al-Baqarah: 187)

Kapan Waktu Makan Sahur Yang Utama?

Waktu untuk makan sahur yang utama adalah sebagaimana dijelaskan di dalam hadits Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam dari dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu, ia berkata;

تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ قُلْتُ كَمْ كَانَ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالسَّحُورِ قَالَ قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةً

“Kami bersahur bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau pergi untuk mengerjakan shalat.” Aku bertanya, ‘Berapa lama (waktu) antara adzan dan sahur?’ Beliau menjawab, ‘Sekitar 50 ayat’.” (HR. Al-Bukhari & Muslim)

Dalam hadits yang mulia ini dijelaskan jarak waktu mulai makan sahur dengan adzan shalat Shubuh adalah seukuran orang membaca lima puluh ayat secara sedang tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Ini menunjukkan bahwa waktu Shalat Shubuh sangat dekat dari waktu Imsak (seseorang mulai menahan makan dan minumnya).

Maksud Adzan di sini adalah Iqamah. Disebut Adzan karena ia menjadi pemberitahuan untuk menegakkan shalat. Disebutkan dalam Shahih Al-Bukhari, “Dikatakan kepada Anas -sebagai perawai hadits-; ‘berapa jarak antara selesainya keduanya makan sahur dan masuknya keduanya untuk shalat?’ Beliau menjawab: Sekadar seseorang membaca 50 ayat.”

Salah seorang shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bernama Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu menceritakan;

كُنْتُ أَتَسَحَّرُ فِي أَهْلِي ثُمَّ تَكُونَ سُرْعَتِي أنْ أدْرِكَ السُّجُودَ مَعَ رَسُولِ اللهِ

“Aku makan sahur bersama keluargaku, kemudian aku segera bergegas menuju masjid agar aku bisa bersujud (pada rakaat pertama shalat shubuh) bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Al-Bukhari no. 1786)

Menyegerakan makan sahur pada pertengahan malam tidak dilarang, namun itu menyalahi sunnah. Karena sahur disebut demikian karena ia dilakukan pada waktu sahar, yakni di penghujung malam.

Jika seseorang makan sahur di pertengahan malam bisa jadi dia akan tertinggal dari shalat Shubuh karena tertidur. Tapi jika ia makan sahur di penghujung malam maka akan lebih berguna untuk puasanya dan mendorongnya tetap fit dalam aktifitasnya. Karena tujuan dari makan sahur adalah untuk memperkuat badan saat menjalankan puasa dan menjaga fitalitasnya. Oleh sebab itu, syariat menganjurkan untuk mengakhirkannya.

Orang yang terburu-buru makan sahur sehingga menjalankannya pada pertengahan malam telah melakukan beberapa kesalahan, antara lain:

PERTAMA : Mereka berpuasa sebelum waktunya, yakni memulai puasa setelah makan malam yang dianggap sebagai makan sahur, padahal itu makan malam. Orang yang melakukan ini ia telah memulai puasa jam 02.00 atau 03.00 malam.

KEDUA : Mereka meninggalkan makan sahur, padahal makan sahur terdapat keberkahan padanya, sebagaimana hadits Shahih, “Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam makan sahur terdapat keberkahan.” (HR. Al-Bukhari & Muslim)

KETIGA : Meninggalkan shalat Shubuh berjamaah sehingga mereka bermaksiat kepada Allah dengan meninggalkan kewajiban shalat berjamaah.

KEEMPAT : Boleh jadi mereka mengerjakan shalat Shubuh setelah lewat waktunya (kesiangan) karena begadang semalaman. Ini termasuk perbuatan dosa besar dan termasuk orang yang lalai dari shalat. (QS. Al-Ma’un : 4-5)

Semoga kita dimudahkan untuk mengambil waktu-waktu yang utama dalam ibadah Ramadhan ini, khususnya saat makan sahur. Sehingga kita sahur pada waktu utama sesuai dengan hikmah disyariatkannya makan sahur.

Keberkahan Dalam Makan Sahur

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘nhu, ia berkata; Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي اَلسَّحُورِ بَرَكَةً

“Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya ada keberkahan dalam makan sahur.” (HR. Al-Bukhari & Muslim)

Saudaraku, Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan orang yang berpuasa agar makan sahur. Sebab, di dalamnya terdapat manfaat yang banyak dan keberkahan yang besar berkaitan diniyyah atau duniawiyah.

Nabi menyebutkannya ada keberkahan sebagai anjuran dan dorongan untuk makan sahur. Ini sesuai dengan namanya Al-Sahur, adalah istilah makan di waktu sahur, yakni akhir malam.

Anjuran makan sahur dikuatkan juga oleh hadits Jabir radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi yang mulia hallallahu ‘alaihi wa sallam bersabada;

مَنْ أَرَادَ أَنْ يَصُومَ فَلْيَتَسَحَّرْ بِشَيْءٍ

“Siapa yang ingin berpuasa, hendaklah ia makan sahur dengan sesuatu.” (HR. Ahmad dan di shahihkan syeikh Al-Albani di dalam kitab Silsilah Hadits Shahihah, no. 2309)

Di antara makna keberkahan dalam makan sahur;

PERTAMA : Di antara keberkahan makan sahur adalah bertakwa kepada Allah ta’ala dalam melaksanakan ibadah dan beristi’anah (mohon pertolongan) kepada Allah ta’ala pada siang hari untuk menjalankan shalat, membaca Al-Qur’an, berdzikir, dan selainnya. Karena orang yang lapar biasanya malas menjalankan ibadah. Bawaannya berbaring dan tiduran. Maka orang yang makan sahur berarti dia menjalankan sebab supaya memiliki tenaga di siang hari untuk menjalankan tugas duniawi dan ukhrawi.

KEDUA : Menghilangkan akhlak tercela yang diakibatkan dari lapar. Orang lapar lebih mudah tersulut emosi, sensitive, dan mudah marah. Maka orang yang makan sahur akan memiliki jiwa yang lebih tenang sehingga mampu bermu’amalah dengan baik kepada orang lain.

KETIGA : Melalui sahur berarti telah bersiap untuk menjalankan puasa sehingga ia lebih semangat dan tenang menjalankan puasa. Dan pastinya orang yang menyantap makan sahur akan lebih ringan (tidak terlalu payah) dalam menjalankan puasa.

KEEMPAT : Makan sahur berarti mengikuti sunnah Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam, jika orang yang sahur meniatkan dalam sahurnya tersebut untuk menjalankan perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengikuti cara beliau berpuasa maka makan sahurnya menjadi ibadah. Ia mendapatkan pahala atas niat dan makannya tersebut. Jika orang yang sahur dalam makan dan minumnya meniatkan untuk menjaga fitalitas tubuh dan memiliki kekuatan dalam menjalankan puasa, shalat, tilawah, dan aktifitas positif lainnya maka ia akan mendapat pahala dalam makan sahurnya.

KELIMA : Orang yang makan sahur maka ia akan bangun di penghujung malam dan bisa memanfaatkannya untuk dzikir, doa, shalat dan ibadah lainnya. Di mana saat tersebut adalah waktu mustajab. Ini salah satu rahasia keberkahan yang sangat istimewa dalam makan sahur.

KEENAM : Makan sahur berarti menyelisihi kebiasaan Ahlul Kitab. Seorang muslim tertuntut untuk bersikap demikian, yakni menjauhi tradisi dan kebiasaan mereka.

Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

فَصْلٌ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ، أَكْلَةُ السَّحَرِ

“Pembeda antara puasa kita dengan puasanya ahlul Kitab adalah makan Sahur.” (HR. An-Nasa’i)

Maka, dengan makan Sahur berarti telah menyelisihi ahlul Kitab.

KETUJUH : Keberkahan dalam makan sahur lainnya adalah akan bisa shalat Shubuh berjama’ah di waktu yang paling utama. Karenanya, kita saksikan jumlah jamaah shalat Shubuh di bulan Ramadhan lebih banyak daripada di bulan-bulan selainnya. Hal itu tidak lepas dari aktifitas makan sahur mereka.

Hidangan Makan Sahur

Tidak ada jenis makanan dan minuman khusus untuk makan sahur. Pokoknya makanan dan minuman halal yang baik dan bermanfaat untuk tubuh, maka itu semua sah menjadi hidangan makan sahur. Cuma di sana ada beberapa hadits yang menunjukkan keutamaan kurma sebagai hidangan sahur.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

نعم سحور المؤمن التمر

“Sebaik-baik (menu) makan sahur seorang Mu’min adalah tamar (kurma kering).” (HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam Shahih Abu Dawud)

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia menceritakan; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku -dan saat itu ketika sahur-;

يا أنس إني أريد الصيام أطعمني شيئا، فأتيته بتمر وإناء فيه ماء وذلك بعدما أذن بلال

“Wahai Anas, sesungguhnya aku ingin puasa, berikanlah sesuatu makanan padaku.” Maka aku datang kepadanya dengan tamar dan segelas air dan itu setelah Bilal mengumandangkan adzannya.” (HR. An-Nasai)

Keutamaan Makan Sahur

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata;Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

السُّحُورُ أَكْلَةٌ بَرَكَةٌ فَلا تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ

“Sahur adalah makanan berkah, maka jangan kalian tinggalkan walaupun salah seorang dari kalian hanya minum dengan seteguk air, karena Allah dan para malaikat bersalawat atas orang-orang yang bersahur.” (HR. Ahmad dan dihasankan oleh Syeikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’, no. 3683)

Penutup

Saudaraku, dengan uraian ini maka selayaknya orang yang berpuasa agar semangat untuk makan sahur dan janganlah meninggalkannya hanya sebab menuruti rasa ngantuk atau sebab lainnya. Sebaliknya, menanamkan tekad untuk bangun makan sahur disertai rasa gembira menjalankan perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ia akan mendapatkan kebaikan, pahala dan keberkahan yang besar, insya Allah. Lihat saja Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sangat memperhatikan makan sahur bahkan memerintahkannya dan memberitahukan bahwa makan sahur adalah syi’ar puasanya kaum muslimin dan pembeda dengan puasa ahli kitab, dan beliau melarang meninggalkan makan sahur.

Wallahu ta’ala A’lam.