Menjalani Hidup Dengan Hati

Kita termasuk manusia yang sangat bergantung, bersandar, kepada Allah Ta’ala setiap saat, kalau mau berangkat dari rumah anjuran Rasullulah Shalallahu ‘alaihi wasallam berdoa. Do’anya sederhana: Bismillahi, tawakkaltu ’alallah, laa haula wa laa quwwata illaa billaah. (“Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah”).

Tadi berangkat dari rumah ke masjid Pesantren Eco ini, nyaris tidak tahu apa yang akan terjadi, tahunya akan sholat subuh di masjid. Berangkat dengan menggunakan sepeda, tapi detailnya apa yang akan terjadi kita tidak akan tahu, apa dalam kegelapan itu ada anjing yang mengejar, atau ketika dijalan ada yang menyeruduk, atau ban meletus yang kita tidak akan tahu, atau tergelincir ke sebuah jurang kita juga tidak tahu, tapi Allah Maha tahu.

Kita sebagai hambanya maka seyogyanya kita harus benar-benar memohon kepada Allah supaya hal-hal yang buruk digantikan, dihindarkan, dan hal-hal yang baik dimudahkan. Alangkah sombongnya kita pergi begitu saja tanpa berlindung kepada Allah.

Misalkan seperti sholat, kita merasa yakin bahwa Allah menatap kita, yakin bahwa Allah tahu isi pikiran kita, ini sholat sangat penting yang menentukan amalan lain, sholat ini adalah amalan serius yang bisa mengubah banyak hal, dan Allah memperhatikan dan mendengarkan, Allah tahu isi hati kita. Maka ini pasti beda, tapi kita merasa puas dengan sholat lahiriyah kita, puas dengan baca kita yang benar, tapi agak lalai dengan sholat kita.

Oleh karenanya salah satu yang harus diasah dan dididik terus adalah hati. Diantaranya adalah menghadirkan hati ketika kita berdo’a. Jadi do’a itu jangan sampai hanya lisan saja, seperti mengucapkan do’a: “Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik (Ya Allah, tolonglah aku dalam berdzikir, bersyukur dan beribadah yang baik pada-Mu).”

Ini do’a meminta tolong kepada Allah agar kita senantiasa mengingat Allah, supaya terus bersyukur kepada Allah dan mengucapkannya do’a tersebut dengan menggunakan hati agar kita merasa bahwa kita sangat membutuhkan atas apa yang kita minta. Wallahu a’lam bishowab.

(KH. Abdullah Gymnastiar)