Penyebab Hati Menjadi Keras

Saudaraku, ucapan yang lembut serta sikap yang lembut hal yang paling disukai setiap manusia. Serta perilaku dalam setiap beraktifitas kita seharusnya dihiasi dengan sikap kelembutan. Sikap ketegasan dibutuhkan. Namun kita harus proporsional jika melakukan ketegasan.

Kelembutan itu bukan berarti orang itu lemah. Malah lembut itu tanda kekuatan seseorang. Sehingga, dirinya sudah bisa mengendalikan sifat pribadinya. Berlakulah santun kepada setiap orang dan menghindari sikap keras dan kasar yang merugikan kepada orang lain. Bagi orang beriman, bukan tempatnya untuk berlaku keras dan kasar itu.

Ini penting, karena kita ingin menujukkan diri kita dengan kekerasan, cepat marah dan tersinggung. Itu tanda orang orang lemah yang sesungguhnya. Tentunya, setiap orang tidak menyukai sikap kasar. Siapapun mereka pasti menyukai kelemah kembutan. Inilah salah satu sifat yang dicontohkan oleh Rasulullah.

Saudaraku, yang harus kita hindari dan waspadai itu adalah sikap kasar. Semuanya bermula ketika kita tidak bisa mengendalikan emosi. Kasar lalu timbul rasa marah dan tidak mencari solusi, jadi marah dan kasarnya cenderung memuaskan diri. Dan ujung kita bersika seperti itu adalah zhalim. Karena kita sudah tidak memikirkan kebenaran. Kepuasan hati dan nafsu kita menjadi menyakiti orang lain. Suatu hal harus benar-benar kita hindari. Jika sikap ini hadir pada perilaku pemimpin, maka kata dan keputusannya membuat orang dizhalimi.

Lalu kita sering mendengar, kata-katanya ajah kasar tapi hatinya lembut. Ini juga salah. Sebenarnya jika kata-kata saja bisa kasar mana mungkin hatinya lembut. Itu tidak benar. Kata kasar bisa datang dari hatinya sendiri.

Lalu kita mendengar juga, ada juga ustadz kata-katanya kasar dan sering marah-marah. Ini juga salah. Kita harus lihat dominannya ketika ustadz itu memberikan ceramah. Jika dominan kebaikan lantas hanya sedikit saja marah, itu tidak bisa dikategorikan kasar.

 

Ada empat sikap marah yang harus kita ketahui. Dan kita renungi bersama.

  1. Ada sikap seseorang yang Susah Marah, cepat reda ketika marah serta tidak tersinggung. Ini paling bagus dan baik kita lakukan.
  2. Lalu ada sikap seseorang yang Susah marah, tapi ketika marah akan tersinggung dan akan diingat selalu. Ini tidak baik dan harusnya kita hindari perilaku ini.
  3. Ada lagi sikap seseorang itu yang cepat marah, cepat reda dan dikit-dikit tersinggung. Marah yang seperti ini tidak baik dan akan cenderung menyakiti orang lain.
  4. Yang terakhir, Ada sikap seseorang yang cepat marah, dan susah reda. Ini akan menimbulkan dendam dan hatinya keras karena tidak bisa memaafkan dan dijauhi banyak orang-orang jika ada sikap seseorang seperti itu.

Saudaraku, ketika bisa merenungi 4 hal tersebut kita bisa menilai diri kita. Di nomor berapakah kita ketika amarah menghampiri diri kita. Bercita-citalah, ketika untuk mudah marah. Lalu tidak mudah tersinggung dan ketika marah cepat reda bahkan beristigfar. Jikapun harus marah, caranya harus benar. Tidak berkepanjangan bahkan menimbulkan dendam. Tapi marah karena kebenaran dan segera reda. itu lebih baik. Serta kita senatiasa, perbanyak istigfhar ketika marah sudah datang pada diri kita. Semoga kita diberikan hati yang lembut dan tidak mudah marah kepada Allah Ta’ala. Wallahu a’lam bishowab.

(KH. Abdullah Gymnastiar)