Prestasi Terbesar Iblis Saat Membuat Suami-Istri Bercerai

DAARUTTAUHIID.ORGPernikahan merupakan salah satu ibadah yang bisa dilakukan oleh seorang Muslim. Menikah berarti jalan untuk mewujudkan salah satu tujuan dari syariat Islam, yaitu menjaga nasab.

Dalam menjalani bahtera rumah tangga, tak sedikit akan menemukan ujian dan cobaan. Wajar ujian ini menghampiri mengingat tujuannya yang mulia dan merupakan bentuk ibadah seumur hidup.

Di antara setiap ujian itu, perceraian merupakan salah satu yang terbesar. Bahkan, disebutkan bahwa pisahnya pasangan suami-istri ini merupakan misi terbesar dari setan.

Imam Muslim meriwayatkan dari Jabir bahwa Nabi Muhammad SAW pernah besabda, “Sesungguhnya, setan membangun singgasana di atas air lalu mengirim para prajurit ke tengah manusia. Yang memiliki kedudukan paling dekat kepada Iblis di antara mereka adalah yang paling besar menimbulkan godaan. Salah seorang dari mereka mengatakan: ‘Aku selalu menggoda si Fulan sampai aku tinggalkan sementara ia mengatakan ini dan itu.’ Iblis menyahut: ‘Demi Allah, engkau tidak berbuatu sesuatu pun.’ Lalu salah seorang pasukan datang dan berkata: ‘Aku tidaklah meninggalkannya sebelum aku membuatnya bercerai dari istrinya.’ Iblis pun mendekatkan prajurit tersebut dan berkata: ‘Sungguh hebat (setan) seperti engkau’.”

Perceraian sangat disukai oleh iblis dan mereka bersuka cita karenanya. Iblis atau setan akan merasa sangat bangga dengan keberhasilan anak buahnya yang telah menyebabkan terjadinya perceraian. Dalam kitab tafsir Taisiir Al-Kariim Ar-Rahmaan I/61, Syaikh As-Sa’di berkata,

“Padahal kecintaan yang terjalin diantara pasangan suami istri (sangatlah kuat) tidak bisa disamakan dengan rasa cinta yang ada pada selain keduanya karena Allah telah berfirman tentang pasangan suami istri وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً (Dan Allah menjadikan diantara kalian rasa cinta dan kasih sayang)”.

Di sisi lain, Syaikh Abdullah Ali Bassaam dalam Taudhihul Ahkaam min Bulughil Maram IV/445 pernah berkata perumpamaan cerai dengan pecahnya tulang rusuk merupakan perumpamaan yang sangat baik.

Dari keduanya ada banyak kesamaan jika ditinjau dari sisi keduanya sangat menyakitkan dan sulitnya untuk menyambung kembali dan penyembuhannya. Bahkan, terkadang hal ini bisa kembali menyambung tetapi tulang tersebut tidak kembali sebagaimana sedia kala.

Pisahnya pasangan suami-istri juga berhubungan dengan sihir yang dilakukan oleh setan. Dalam QS al-Baqarah ayat 102 Allah SWT berkata, “….Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun, kecuali dengan izin Allah. …”

Sihir memiliki pengaruh pada hubungan-hubungan yang terjadi di antara manusia, termasuk mereka yang terikat dalam hubungan pernikahan.

Jika cinta yang kuat antara pasangan yang diikat dengan perjanjian suci ini bisa dirusak karenanya, maka bentuk kecintaan yang lain akan lebih mudah lagi untuk dihancurkan.

Al-Munaawi pernah berkata, tujuan terbesar iblis adalah memutus keturunan dengan perceraian. Dengan keturunan Nabi Adan yang sendirian, maka mereka bisa dijerumuskan ke perbuatan zina yang termasuk dosa paling besar, serta menimbulkan kerusakan dan paling menyulitkan.

Mengingat tujuan besar dari iblis ini, banyak ulama dan cendekiawan lantas meminta suami dan istri tidak mengajukan talak atau cerai dengan sesuka hati. Az-Zamakhsyari Al-Mu’tazili pun memberi nasihat agar jangan bercerai hanya karena sekadar jiwa tidak menyukainya.

Dalam kitab Al-Kassyaaf I/522, ia berkata terkadang jiwa itu membenci sesuatu yang lebih baik bagi agamanya dan lebih terpuji, serta lebih dekat kepada kebaikan, sementara terkadang jiwa itu menyukai sebaliknya. Oleh karena itu, hendaknya yang diperhatikan adalah sebab-sebab kebaikan.

Redaktur: Wahid Ikhwan

___________________________

DAARUTTAUHIID.ORG

(Sumber: Republika, Zahrotul Oktaviani)