Sejarah Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon

Kesultanan Cirebon tidak lepas dari peninggalan Masjidnya yang beragam. Salah satunya Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang merupakan salah satu masjid tertua yang dimiliki Cirebon.

Masjid yang berada di kompleks kesultanan Cirebon ini merupakan hasil pembangunan dari wali sanga yang sampai sekarang masih berdiri kokoh sebagai masjid kebanggaan warga Cirebon.

Arsitektur masjid yang unik ternyata menyimpan banyak sejarah didalamnya. Masjid agung Sang Cipta Rasa menjadi salah satu peninggalan kebudayaan di Cirebon yang masih terjaga kelestariannya hingga saat ini.
Salah satu yang paling terkenal adalah azan pitu. Azan yang dikumandangkan oleh tujuh muazin secara bersamaan merupakan ciri khas yang dimiliki masjid ini.

Selain untuk beribadah, masjid ini juga dulunya digunakan sebagai syiar agama islam. Masjid yang melibatkan 500 orang dalam pembangunannya kini masih berdiri kokoh dan menjadi saksi sejarah akan kebesaran Kesultanan Cirebon. berikut fakta dan sejarah Masjid Agung Cirebon.

Sejarah Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon
1. Masjid Tertua di Cirebon
Masjid Agung Sang Cipta Rasa dipercaya sebagai tempat beribadah umat islam yang tertua di Cirebon. Bangunan dengan arsitektur unik ini dibangun tahun 1480 pada masa Wali Songo masih menyebarkan agama islam di tanah Jawa.

Nama Sang Cipta Rasa diambil dari kata Sang yang berarti Keagungan dan Cipta yang berarti dibangun dan Rasa yang diambil dari arti digunakan. pembangunan masjid ini melibatkan 500 orang yang didatangkan dari Cirebon, Demak hingga Majapahit.

2. Sunan Kalijaga sebagai Arsitek-nya
Uniknya lagi Masjid Agung Sang Cipta Rasa merupakan hasil karya dari Sunan Kalijaga. Beliau ditunjuk oleh Sunan Gunung Jati sebagai arsitek yang mendesain bangunan ini.

Selain itu Sunan Kalijaga juga memboyong Raden Sepat yang saat itu menjadi tawanan perang Demak – Majapahit dan mendaulatnya untuk merancang bangunan tersebut.

Dengan gabungan dari karya Sunan Kalijaga dan Raden Sepat, Masjid Agung Sang Cipta Rasa memiliki arsitektur unik dan bangunan yang kokoh hingga saat ini. Arsitektur paling khas adalah atapnya yang tidak memiliki kemuncak seperti masjid pada umumnya, dengan dua ruangan utama yaitu beranda dan ruangan untuk shalat.

3. Azan Pitu atau Tujuh Azan Bersamaan
Masjid yang berada di kompleks Keraton Kesepuhan Cirebon ini memiliki sejarah yang unik. Dulu saat Aji Menjangan Wulung menyerang jamaah di waktu subuh, dikumadangkanlah azan pitu (tujuh) untuk mengusir ajian tersebut.

Namun saat azan pitu dikumandangkan kubah masjid tersebut pindah ke Masjid Agung Banten. Dan hingga saat ini masjid Agung Banten masih memiliki dua kubah. Karena hal tersebut setiap shalat jumat di masjid Sang Cipta Rasa selalu digelar dengan azan dari 7 muazin yang dilakukan bersamaan.

4. Ruang Utama dan Beranda
Terdapat ruang utama dan beranda yang menjadi titik utama bangunan tempat beribadah ini. Ruang utama memiliki 9 pintu yang melambangkan jumlah wali songo.

Sedangkan arsitekturnya memadukan gaya Demak-Majapahit dan Cirebon sesuai dengan asal arsiteknya. Pada bagian mihrab terdiri atas ukiran teratai yang dibuat Sunan Kalijaga serta tiga buah ubin bertanda khusus yang melambangkan islam, iman, dan ihsan.

Sedangkan pada beranda terdapat sumur zam-zam yang ada di kanan masjid. Banyak yang meyakini air di sumur ini berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit.

Demikianlah berbagai fakta sejarah mengenai masjid Sang Cipta Rasa Cirebon yang masih berdiri kokoh sampai saat ini. Jika Anda berkunjung ke Cirebon dan bertepatan dengan hari Jum’at, silahkan sholat Jum’at di Masjid Sang Cipta Rasa.

Maka akan mendengarkan azan pitu yang dikumandangkan oleh 7 muadzin. Mungkin ini akan menjadi pengalaman Anda untuk pertama kalinya. Semoga menambah pengetahuan akan masjid bersejarah di Cirebon ini. Dan semoga kebudayaan atau kesenian tradisi Cirebon ini tidak punah dimakan Jaman. (sumber: asliindonesia.net)