Waktu yang Tepat Memulai Homeschooling SD

Tidak bisa dipungkiri, homeschooling kini jadi tren bagi sebagian keluarga. Terutama mereka yang tinggal di kota-kota besar, sekolah di rumah tersebut lebih disukai dibanding sekolah formal atau reguler. Bahkan tidak sedikit yang memulainya sejak usia tujuh tahun ke atas atau masa homeschooling SD.

Mengenal Homeschooling
Di Indonesia memang menganut sistem pendidikan dasar selama enam tahun. Dimulai dari rentang usia tujuh hingga dua belas tahun, setiap anak wajib memperoleh pendidikan. Lazimnya pada rentang usia tersebut, anak-anak akan dimasukkan orangtuanya ke sekolah-sekolah dasar negeri atau swasta. Nyaris tidak ada opsi atau pilihan lain. Jika ada anak yang tidak bersekolah, biasanya disebabkan karena ia putus sekolah atau tidak lulus. Namun, seiring maraknya keberadaan homeschooling saat ini, anggapan tersebut sudah tidak lagi berlaku.

Ada anak yang terlihat tidak bersekolah seperti anak-anak seusianya, tapi ia tetap memperoleh pendidikan dari orangtuanya secara terstruktur dan sistematis. Hasil pendidikannya pun tidak jauh berbeda dengan sekolah formal, bahkan ada yang kualitasnya melebihi lulusan sekolah formal. Inilah yang secara sederhananya dikatakan anak tersebut mengikuti homeschooling. Belajar dan memperoleh pendidikan di rumahnya dengan orangtua sebagai penanggung jawab utama.

Waktu yang Tepat
Lalu, kapan waktu yang tepat memulai homeschooling SD? Jawabannya, tidak ada waktu yang pasti karena memulai homeschooling tergantung kesiapan dari orangtua dan anak itu sendiri. Ada anak yang sejak usia tujuh tahun (setingkat kelas 1 SD) telah memulai belajar di rumah daripada di sekolah. Maka, masa homeschooling SD-nya berlangsung selama enam tahun, menyesuaikan dengan waktu formal di sekolah tingkat dasar. Tapi ada juga yang menyelesaikan kurang dari enam tahun. Hal ini bisa terjadi karena anak tersebut sebelumnya telah belajar di sekolah formal, kemudian memutuskan untuk homeschooling.

Ada pun kesiapan orangtua juga menjadi faktor yang penting diperhatikan. Ingat, meski homeschooling kini sudah lazim menjadi pilihan banyak orangtua, tapi jangan memilih homeschooling karena tren atau ikut-ikutan. Pastikan pilihan memberi pendidikan anak dengan metode homecshooling merupakan keputusan yang telah matang. Diwajibkan membaca dan menelaah banyak referensi mengenai homechooling. Mulai dari filosofi pendidikannya, tujuan homechooling, plus minus dengan sekolah formal, hingga detail penyusunan kurikulum yang tepat.

Jadi, sediakan waktu yang cukup meriset segala hal tentang homeschooling. Selain perbanyak membaca referensi, perluas juga pergaulan dengan mereka yang sudah terlebih dahulu berkecimpung di dunia homeschooling. Seperti dari para praktisi homeschooling dan mengikuti komunitas homeschooling. Meskipun nantinya jenis yang dipilih adalah homeschooling mandiri (hanya melibatkan keluarga inti), tidak mengapa menimba pengalaman dari para orangtua yang bergabung dalam homeschooling komunitas. Akan ada banyak pengalaman yang bisa dijadikan panduan ketika nanti memulai homeschooling yang bagus dan tepat bagi anak.

Selain mencari informasi dari praktisi dan homeschooling komunitas, ada cara lain yang juga disarankan untuk dilakukan. Yakni bergabung dengan lembaga pendidikan homeschooling qualified. Kelebihannya, dengan bergabung dengan lembaga tersebut, segala hal yang tidak diketahui mengenai homeschooling bisa segera diberikan jawabannya. Bahkan jika di kemudian hari para orangtua menemui permasalahan, lembaga pendidikan homechooling itu bisa memberikan solusinya. Praktis kan? (daaruttauhiid)

sumber foto: http://www.fikarschool.sch.id/