MQ Pagi: Pentingnya Memahami Kesehatan Ala Nabi

Kajian Managemen Qolbu Pagi yang sering digelar di Masjid Darut Tauhiid Bandung (DT), dimulai pada pukul 05.00 hingga 06.00 WIB usai salat subuh berjamaah bersama KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym). Pada Sabtu (10/2), kajian MQ Pagi terasa berbeda. Karena bukan hanya sekadar mengkaji tentang ilmu agama, namun Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) DT mendatangkan dokter ahli tiibun nabawi sebagai pemateri kajian MQ Pagi, yaitu dokter Asep Hermana.

Belajar memahami tentang ilmu kesehatan ala nabi (tibun nabawi), dokter Asep Hermana menyampaikan, aspek tibun nabawi ada beberapa tumbuhan atau objek yang bisa dijadikan obat. Di antaranya adalah habatussauda, madu, kurma dan zaitun. Itulah herbal-herbal yang tertera di dalam al-Quran dan Hadis yang telah terbukti secara ilmiah mampu menyembuhkan berbagai penyakit.

Menurut dokter Asep, alasan belajar kesehatan ala nabi itu penting, karena Rasullullah saw adalah manusia yang paling sehat hingga saat ini di muka bumi. Menurut perhitungan, Rasullullah hanya sakit dua sampai tiga kali seumur hidupnya.

“Kalau kita perhatikan, bahwa kedokteran ala nabi ini telah terbukti menciptakan sebuah atau seorang figur, yaitu Rasullullah saw. Yang mana beliau seumur hidupnya itu sakit parah cuma dua kali,” kata dokter Asep.

Karena itu, para ahli melakukan penelitian mengapa hal tersebut bisa terjadi kepada Rasullullah. Hingga kemudian timbulah pengumpulan hadis-hadis atau ayat-ayat Quran yang kaitannya dengan jejak medis Rasullullah. Mempelajari bagaimana gaya hidup Rasulullah, obat-obatan yang dikonsumsi, hingga aktifitas sehari-hari maupun olahraga yang dilakukannya.

Selain itu, dokter Asep menerangkan bahwa peristiwa sakit sebenarnya bisa dimaknai oleh beragam orang tergantung dari latar belakang. Ada yang gara-gara sakit menambah ilmu dan keimannya. Ada juga yang gara-gara sakit menjadi kufur nikmat, bahkan bunuh diri karena putus asa dengan sakitnya.

“Dari beberapa respon manusia inilah Allah menurunkan banyak hikmah kepada para ahli kesehatan. Salah satunya adalah munculnya para ilmuwan muslim, yang notabenenya sejak kecil adalah para penghafal al-Quran dan Hadis,” ujar dokter Asep.

Dari kajian ini banyak jamaah yang merasa tercerahkan tentang ilmu kesehatan Islam. Salah satunya adalah Nanang Abdurrahman, seorang jamaah yang menyimak kajian tersebut.

“Subhanallah, materinya bagus, mencerahkan dan mencerdaskan. Semoga materinya berlanjut ke level yang lebih tinggi dan lebih teknis. Mantap pak dokter Asep Hermana,” ujar Nanang.