Santri PMK Ungkap Makna Hidup Setelah di DT

Memasuki hari ke 24, Santri Program Pesantren Masa Keemasan (PMK) Daarut Tauhiid (DT) Angkatan ke 45 ungkap makna jalani sisa usia dengan menuntut ilmu di DT. Mereka juga tampak antusias belajar di lantai dasar Gedung Wakaf Daarut Tarbiyah, Jalan Gegerkalong Girang No.30, Isola, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung.

Sari (54) misalnya, Santri PMK ini mengungkapkan, ia sangat beruntung, karena mendapat kesempatan dari Allah SWT, untuk belajar dan memperbaiki diri, sebelum kelak tutup usia. “Usia saya sudah tidak lagi muda, kesehatan pun sering terganggu, namun ini rahmat dari Allah. Saya masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri dan ibadah saya, sebelum Allah memanggil untuk kembali kepada-Nya, saya sangat beruntung masih diberi waktu,” ungkapnya pada Selasa (3/11).

Menurutnya, dengan dipanjangkan usia serta kesehatannya, harus ia syukuri, dan cara mensyukuri nikmat-Nya dengan memanfaatkan waktu tersebut untuk belajar memperbaiki diri melalui pendekatan diri kepada Allah.

“Sebelumnya saya berdiskusi dengan anak dan menantu, untuk mesantren dan mondok di Asrama Daarut Tauhiid. Anak-anak ada yang setuju ada yang tidak, yang tidak setuju karena katanya khawatir dengan kesehatan saya. Tapi ternyata setelah di sini, alhamdulillah Allah memberikan saya kesehatan, sehingga anak-anak di rumah tidak perlu khawatir,” jelasnya.

Ia juga menegaskan, selama di Pondok Pesantren DT, ia banyak belajar makana kehidupan. Zikir, bahwa Ponpes Daarut Tauhiid banyak mengajarkan makna kehidupan, seperti zikir, fikir, dan ikhtiar. (Sukmara Galih)