Cara Atasi Anak Malas Belajar
Pada anak usia sekolah, seringkali orangtua mengalami kesulitan ketika menyuruh anak belajar. Ibu-ibu terutama, tak jarang harus berteriak atau cerewet mengingatkan anaknya untuk belajar. Padahal, belajar adalah proses penting yang harus dilakukan anak agar ia bisa terus meningkatkan pengetahuannya. Belajar atau menuntut ilmu merupakan kewajiban setiap manusia yang senantiasa diikhtiarkan, bahkan hingga tua sekali pun. Karena itu, orangtua mesti sangat pandai menyiasati kondisi anak dan lingkungan terdekat agar ia tetap termotivasi untuk belajar.
Penyebab Malas Belajar
Supaya bisa bertindak bijak, orangtua perlu mengetahui penyebab anak malas belajar. Di antaranya berkaitan dengan kondisi psikologis anak. Misalnya sedang sedih, kurangnya waktu bermain, atau sedang bermasalah di rumah (cemburu pada adik baru), atau bemasalah di sekolah (bertengkar dengan teman). Bisa juga karena hubungan antar anggota keluarga yang kurang harmonis, orangtua sering bertengkar, sehingga suasana rumah menjadi tidak nyaman untuk belajar.
Sebaliknya, kondisi fisik anak yang sedang tidak sehat, atau sakit juga menyebabkan anak sulit untuk berkonsentrasi, dan enggan belajar. Lalu, pelajaran sekolah yang kurang sesuai dengan usia anak. Akibatnya anak merasa kesulitan, putus asa dalam memahami materi, dan kemudian mogok belajar.
Penyebab lainnya adalah anak tidak terlalu memiliki minat untuk tahu. Bisa jadi karena sejak awal orangtua kurang merespon positif setiap pertanyaan kritis anak, atau menjawab seadanya saja. Alhasil, anak menjadi enggan bertanya dan mengembangkan keingintahuannya karena merasa diabaikan orangtua.
Anak-anak yang tidak suka belajar, boleh jadi karena menganggap belajar adalah aktivitas tidak menyenangkan. Terlalu serius, tidak bisa bermain. Padahal sebenarnya belajar tidak terbatas pada ’duduk di depan meja’ saja. Kegiatan sehari-hari bersama anak dapat disetting menjadi kegiatan belajar menyenangkan. Maka, menciptakan suasan belajar yang fun adalah prioritas untuk diupayakan orangtua.
Tips Anak Suka Belajar
Nah, berikut ini adalah tips yang bisa dicoba orangtua agar anak suka belajar. Pertama, orangtua harus menjadi contoh. Anak harus melihat bahwa belajar adalah kegiatan yang juga dilakukan orang dewasa. Cobalah membaca, menulis, atau berdiskusi bersama anak. Dan jadikan belajar adalah budaya keluarga.
Kedua, buatkan waktu belajar yang sesuai dengan schedule anak. Mungkin setelah salat ashar, setelah ia tidur siang, atau malah setelah isya sembari menyelesaikan semua aktivitasnya. Jangan sampai orangtua terkesan memaksakan waktu belajar kepada anak, sehingga malah tidak ada waktu untuk bermain. Karena itu, orangtua dapat berdiskusi dengan anak tentang kesepakatan waktu belajar tersebut. Hal ini juga mendidik anak agar berkomitmen dengan kesepakatan yang diputuskan bersama.
Ketiga, dampingi anak ketika ia belajar. Hal ini supaya ketika mendapatkan kesulitan, anak tidak langsung putus asa karena ada orangtua yang segera membantu. Sekaligus kenali pula daya konsentrasi anak kita. Ada anak yang hanya mampu konsentrasi 10 menit di awal saja, ada pula yang lebih lama. Maka, perlakuannya pun berbeda. Anak yang daya konsentrasinya relatif lebih pendek, dapat disiasati dengan bermain, atau rehat di antara waktu belajar. Bahkan, lebih baik lagi bila orangtua juga mengenal tipe belajar anak. Visual, audio atau malah kinestetik. Tujuannya agar upaya belajar anak lebih optimal, dan sekali lagi agar anak tidak merasa terbebani serta terpaksa dalam belajar.
Lalu keempat, beritahukan manfaat belajar kepada anak. Bahwa belajar akan membuatnya pintar, tahu banyak hal yang berguna bagi kehidupannya kelak. Tentu, orangtua dapat menyesuaikannya dengan tingkat pemahaman anak, artinya lebih konkrit dan bisa dimengerti anak. Tidak salah pula jika sesekali orangtua memberikan insentif atau reward (hadiah) kepada anak, misalnya berupa pujian, pelukan atau penghargaan lainnya yang kian memotivasi anak.
Kelima, optimalkan setiap kesempatan menjadi sarana pembelajaran untuk anak. Acara di tv misalnya bisa menjadi ajang kita menguji pengetahuan anak. “Adek tahu gak kalau sapi yang di tv itu makannya apa ya?” Atau bersama menjawab pertanyaan kuis. Membaca buku bersama disela waktu senggang, juga sangat memungkinkan sebagai saat belajar bagi anak. Yang terpenting juga, jangan pernah sepelekan atau mengacuhkan pertanyaan kritis anak. Sebisa mungkin, orangtua harus menjawab yang memuaskan keingintahuannya itu. Atau, bisa juga dengan bersama mencari jawabannya di buku. Karena sesungguhnya pertanyaan anak adalah awal dari keingintahuannya, lalu memotivasinya untuk terus belajar.
Semoga dengan segala upaya yang dioptimalkan orangtua, anak menjadi pembelajar sejati yang tidak pernah jemu belajar. Meningkatkan pengetahuannya dan menjadi generasi terbaik. (daaruttauhiid)