Aa Gym: Ada 4 Hal yang Harus Kita Ingat Dalam Hidup

DAARUTTAUHIID.ORG | Menurut Ibnu Qoyyim dan Imam Nawawi ada 4 hal yang penting dalam hidup ini yang harus senantiasa kita ingat. Di antaranya ialah:

Pertama, kita harus yakin dengan semua ilmu Alloh Ta’ala. bahwa Alloh yang mengetahui dan menghendaki apa yang akan terjadi, apa yang telah terjadi di masa yang akan datang.

Kedua, kita harus yakin bahwa apa yang terjadi hari ini adalah peristiwa yang telah dicatat di Lahul Mahfuzh. Hal ini sebagaimana yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 59:

“Kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahuinya selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan (tertulis) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).”

Segala pertemuan kita hari ini sudah tertulis oleh Alloh Ta’ala, sekarang pertanyaannya ialah apakah pertemuan tersebut menjadi amal shaleh atau tidak, hal itu tergantung pada niatnya.

Percayalah bahwa setiap rezeki, berapa jumlah rezeki, kapan rezeki itu diberikan, dan dimana rezeki itu diberikan sudah ditetapkan oleh Alloh Ta’ala. Alloh juga yang menentukan kapan seseorang itu dilapangkan dan disempitkan, kapan diambil dan kapan diberi.

Kalau sudah tertulis takdirnya di Lahuz Mahfuz mengapa kita harus ikhtiar? Ikhtiar itu hanya syariat yang diperintahkan oleh Alloh kepada kita.

Ketiga, kita harus yakin bahwa bahwa segala sesuatu yang terjadi atas izin Alloh Ta’ala. Tidak ada satu apapun yang terjadi tanpa izin Alloh Ta’ala, tidak ada istilah kebetulan dan tidak sengaja, semuanya sudah diatur oleh Alloh serapi mungkin. Apapun yang telah terjadi pada diri kita terimalah dengan lapang dada, walaupun hal tersebut tidak cocok dengan kita.

Keempat, setiap takdir atau ujian pasti baik untuk kita. Apa yang menimpa kita pasti baik, kalau kita bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian, karena rasa sakit dan kecewa yang diberikan bukan untuk menzdalimi, tetapi sebagai teguran bagi seorang hamba yang sedang bermaksiat. (KH. Abdullah Gymnastiar)