Aa Gym: Berbohong Untuk Dapat Pengakuan Orang Lain

DAARUTTAUHIID.ORG Tahukah salah satu yang menyebabkan kita sering berbohong? Kita cenderung tidak jujur karena sibuk mencari kedudukan di hati makhluk. Kita ingin dipuji dan takut dicaci oleh sesama manusia. Dalam prosesnya kita melakukan perbuatan-perbuatan yang mengandung kebohongan dan irasional. Nyicil barang tapi bilang itu lunas, padahal belum tentu orang memuji dan kalau pun memuji, pasti tidak akan membuat cicilan lunas.

Apalagi kalau sudah cerita tentang diri sendiri, tentang keluarga, pengalaman, bisnis, dan sebagainya. Kalau lagi ngobrol soal itu, ada kecendrungan untuk berbohong. Segalanya direkayasa, dibesar-besarkan, dibagus-baguskan, diada-adakan supaya kita ini terlihat seakan lebih pintar, lebih berpengalaman, lebih berjasa; cuma untuk dicap keren oleh orang lain.

Tidak hanya dalam prestasi, dalam sakit dan kesusahan juga ada kemungkinan bohong di hati. Misalnya dalam masalah rumah tangga, ada seorang ibu-ibu yang berkonsultasi ke Aa, “Gimana ya, saya tuh sudah memuliakan suami saya Aa, tapi dia selalu berpaling dari saya”. Segalanya didramatisir seolah-olah si suami sudah dzolim dari awal sampai akhir, dan dirinya tidak ada salah sama sekali.

Inilah bahayanya ketika kita ngobrol. Kita jadi jatuhnya berbohong, mengarang-ngarang tentang diri demi kedudukan di hati orang yang diajak bicara. Kalau pun memang harus cerita tentang diri, harus dijaga betul supaya tidak jadi dosa.

Kita harus belajar mikir apa sih yang saya cari dari ingin kelihatan hebat? Kenapa saya harus bilang ditambah-tambahkan begini? Untuk kelihatan keren? Terus tanya itu pada diri. Berbagai kebohongan inilah yang membuat kita tidak bisa fokus ke Alloh. Kita dibuat terlalu fokus ke makhluk dan merasa tersiksa dengan keinginan mengharapkan pengakuan. Ingin itu seperti air laut, tidak akan puas dan hilang dahaga setelah meminumnya.

Naluri ingin dipuji sudah software yang diprogram dalam hati kita. Jadi gimana biar kita tidak mengincar pujian? Tinggal digeser biar jadinya pengen mencari kedudukan di sisi Alloh. Ini yang baru menjamin kebahagiaan selama-lamanya.

Beda dengan makhluk, kita malah tidak boleh berbohong kalau ingin dipuji Alloh. Apa untungnya kita dipuji orang? Manusia itu tidak ada daya dan upaya selain atas kehendak Alloh. Sedangkan Alloh Maha tahu cara membahagiakan kita. Wallahu a’lam bishowab.

(KH. Abdullah Gymnastiar)

Redaktur: Wahid Ikhwan

_______________________________________________________________

DAARUTTAUHIID.ORG