Aa Gym: Penyebab Mengapa Seseorang Ditimpa Musibah Terus-Menerus
Tidak ada satupun perbuatan yang tidak disaksikan oleh Alloh Ta’ala. oleh karenanya tidak ada satupun perbuatan yang tidak dibalas oleh Alloh Ta’ala, kebaikan maupun keburukan. Dalam surat Al-Zalzalah Alloh menyampaikan:
Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan berkelompok-kelompok, untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) semua perbuatannya. (6) Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, (7) dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. (8) (QS. Al-Zalzalah: 6-8)
Secara syariat kita akan terjaga oleh kebaikan yang kita lakukan dan kita juga akan celaka oleh keburukan yang kita lakukan.
Ketahuilah bahwa tidak sesuatu apapun yang akan membahayakan dan mencelakakan kita melainkan disebabkan karena keburukan yang kita lakukan. Jadi kalau kita ingin tahu siapa yang sebenarnya mencelakan kita, maka jawabannya adalah diri kita sendiri.
Setiap kali kita melakukan dosa dan maksiat, maka setiap itu juga kita sedang menabung bencana untuk diri kita sendiri. Makanya jangan pernah merasa aman ketika melakukan perbuatan dosa, karena tidak akan meleset kecuali kembali kepada diri kita sendiri.
Jangan heran terhadap musibah yang menimpa kita dalam hidup. Hal itu disebabkan karena rangkaina kezdaliman juga yang kita lakukan baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Misalkan seperti buang sampah sembarangan, parkir sembarangan, dan setiap tindakan yang merugikan orang lain termasuk perbuatan zdalim.
Jika sesuatu ditempatkan pada tempatnya maka namanya adil. Sebaliknya sesuatu tidak ditempatkan pada tempatnya maka namanya zdalim. Oleh karenanya, kita membutuhkan ilmu bagaimana menempatkan sesuatu pada tempatnya. Alloh Ta’ala berfirman mengenai perintah adil dalam Al-Quran yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak (kebenaran) karena Allah (dan) saksi-saksi (yang bertindak) dengan adil. Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil karena (adil) itu lebih dekat pada takwa. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”