Siapa Orang yang Pertama Kali Menulis Al-Quran?
DAARUTTAUHIID.ORG | Al-Quran diturunkan beransur-ansur kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam melalui malaikat Jibril. Al-Quran diturunkan tidak dalam bentuk tulisan, akan tetapi melalui lisan yang dibacakan dan diperdengarkan kepada Rasulullah.
Lalu siapa orang pertama kali yang menulis Al Quran? Tokoh yang menulis Al-Quran pertama kali tidak disebutkan satu nama saja, namun ada beberapa sahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam yang menulis Al-Quran.
Dalam sejarah bahwa pendokumentasian wahyu Ilahi telah dimulai sejak masa kenabian Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam. Dari berbagai sumber klasik menyampaikan orang yang menulis Al Qur’an ditunjuk langsung oleh Rasulullah.
Imam Jalaluddin as-Suyuthi yang menyebut 5 tokoh Anshar sebagai penulis resmi wahyu: Mu’adz bin Jabal, Ubadah bin Shamit, Ubay bin Ka’ab, Abu Darda’, serta Abu Ayyub al-Anshari.
Dalam sumber lain disebutkan bahwa mam al-Baihaqi melalui kitab al-Madkhal menyampaikan pendapat Ibnu Sirin tentang 4 penulis utama Al-Quran yang tidak diperselisihkan, di antaranya ialah Mu’adz bin Jabal, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, dan Abu Zaid. Terdapat variasi pendapat mengenai beberapa nama tambahan seperti Abu Darda’, Utsman bin Affan, dan Tamim ad-Dari.
Kemudian dalam sebuah riwayat yang disampaikan oleh Al-Baihaqi dan Ibnu Abi Dawud, disebutkan 6 penulis utama ditambah Mujammi’ bin Jariyah yang hampir menyelesaikan seluruh mushaf kecuali dua atau tiga surat. Metode pendokumentasian awal ini masih sangat sederhana, menggunakan berbagai media seperti pelepah kurma, lempengan batu, potongan tulang, dan papan kayu. .
Ibnu Hajar mencatat inisiatif Ali bin Abi Thalib RadiyaAllahu yang menyusun mushaf berdasarkan kronologi turunnya wahyu. Puncak dari proses kodifikasi terjadi pada era Khalifah Utsman bin Affan RadiyaAllahu dengan dibentuknya tim khusus yang bertugas menstandarisasi penulisan mushaf.
Para ulama sepakat memberi nama dengan istilah rasm al-mushaf (tulisan mushaf). Ada pula yang menhubungkan istilah tersebut dengan nama Khalifah Utsman bin Affan RadiyaAllahu, sehingga menyebutnya Rasm ‘Utsman atau Al-Rasm Al-Utsmani.