Abdurrahman bin Auf Sosok Pedagang Besar

Abdurrahman bin Auf Sosok Pedagang Besar

Salah satu sosok yang perlu kita kenali adalah Abdurrahman bin Auf, yang merupakan sahabat Rasulullah yang pandai dalam berbisnis. Beliau merupakan sosok yang sangat dermawan, kaya raya, dan shaleh. Abdurrahman bin Auf merupakan pedagang ulung yang tanpa modal ia bisa berjualan di Madinah.

Abdurrahman pernah menyumbangkan separuh hartanya (2000 dinar) saat Rasulullah menyeru kepada umat Islam untuk berinfaq di jalan Allah Ta’ala. Abdurrahman bin Auf juga bahkan memberikan santunan kepada veteran perang Badar. Jumlah veteran Badar mencapai 100 orang dan per orangnya mendapatkan santunan 400 dinar. Abdurrahman bin Auf juga menyumbangkan 40 ribu dinar kepada 100 orang saat perang Badar, 500 ekor kuda, dan 1.500 unta untuk para pejuang.

Disisi lain ia juga dikenal sebagai penjamin kesejahteraan dan kebutuhan keluarga para istri Nabi atau disebut juga dengan ummahatul mukminin setelah Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam wafat. Termasuk, menjaga keselamatan dan memberikan pengawalan manakala mereka bepergian.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui dari sosok Abdurrahman bin Auf sehingga bisa menjadi sosok yang besar dan sukses.

Pertama, memiliki komitmen dalam berbisnis.

Abdurrahman bin Auf pun bekerja sama dengan pedagang pasar di Madinah untuk mengambil barangnya agar dijual oleh dirinya. Kemudian dari hasil kerja dan penjualan tersebut, sistemnya akan bagi hasil. Abdurrahman juga menyewakan tanah itu bagi para pedagang dengan bayaran seikhlasnya saja. Abdurrahman menilai jika integritas itu lebih besar dari pada uang.

Kedua, kemampuan membaca pasar

Abdurrahman dalam berbisnis selalu melihat target pasar, memahami kebutuhan konsumen. Melihat kondisi pasar Madinah sudah kumuh dan tempatnya sempit, Abdurrahman pun membangun pasar lagi di sebelah pasar tersebut agar para konsumen tidak berdesak-desakan di pasar itu. Justru dengan memikirkan target pasar ini.

Ketiga, mempriotaskan keberkahan dalam bisnis

Abdurrahman hanya menjual barang yang berkualitas saja. Jika memang ada barang yang tidak layak jual pasti akan langsung mengatakannya kepada konsumennya. Suatu ketika ia pernah membeli kurma yang hampir busuk dari para sahabat di Madinah. Semua pedagang pun sontak gembira karena kurma mereka bisa dijual. Namun, tiba-tiba ada seseorang yang datang dan mengaku berasal dari utusan Yaman. Dia memberitakan bahwa di negerinya sedang terkena wabah penyakit menular, sehingga rajanya mengutus dirinya untuk mencari kurma busuk.

Yang bisa diambil pelajarannya dari sosok Abdurrahman bin Auf salah satu yang utama adalah ketika seseorang berbisnis dengan niat baik dan ibadah kepada Allah, juga dengan upaya-upaya yang baik dalam berbisnis, maka insyaAllah segala proses bisnis kita akan dimudahkan oleh Allah Ta’ala. Semoga kita bisa mengikuti jejak Abdurrahman bin Auf agar kelak bisa menjadi pedagang yang besar dan shaleh. Wallahu a’lam bishowab.

(Shabirin)