Agar Sabar Berkualitas

Saudaraku, bagaimanakah supaya kita memiliki kesabaran yang berkualitas? Berikut ini tahapannya: 

Pertama, tekad yang kuat. Tanpa tekad, seseorang tidak akan mengalami perubahan apa-apa. Orang yang ingin berkualitas sabarnya, hendaklah ia membulatkan tekad bahwa sesungguhnya ia bisa bersikap sabar di dalam menghadapi situas-situasi apapun. Baik itu situasi yang susah, atau pun situasi yang mudah.

Kedua, latihan terus-menerus. Ada satu kiat sederhana untuk melatih kita bersabar. Bisikanlah di dalam diri bahwa kita akan bersabar menghadapi situasi apapun dari —misalnya— setelah salat Shubuh hingga waktu salat Dhuhur tiba. Setelah salat Dhuhur selesai, bisikkanlah kembali ke dalam diri bahwa kita akan bersabar hingga waktu Ashar tiba. Begitu seterusnya, dari salat ke salat. Sehingga akhirnya, terasa atau pun tidak, kita terlatih dan terbiasa bersikap sabar.

Jika sudah terlatih dan terbiasa seperti itu, maka sikap sabar akan menjadi akhlak kita. Dan, sesuai dengan janji Allah SWT, kita pun menjadi manusia yang senantiasa dijaga oleh-Nya. Di dalam al-Quran Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. al-Baqarah [2]: 153)

Ketiga, lingkungan. Masuklah kepada lingkungan atau komunitas orang-orang yang senantiasa menimba ilmu, belajar agama dan melatih diri mereka untuk bersabar. Apabila kita berada dengan orang-orang yang sudah terlatih dan terbiasa bersikap sabar, maka kita akan terbawa untuk memiliki sikap seperti mereka.

Keempat, doa. Mintalah kepada Allah supaya kita diberikan kemampuan dan kekuatan untuk bersabar. Karena sesungguhnya Dia adalah Dzat Yang Maha Membolak-balikkan hati.

Sahabatku, kita menyadari betul bahwa negeri kita adalah milik Allah SWT. Sesungguhnya Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui apa yang dilakukan hamba-hamba-Nya di negeri ini, baik pemimpin maupun rakyatnya. Oleh karena itu, Allah menimpakan berbagai macam ujian kepada kita semua hingga saat ini. Semua ujian itu akan menjadi bencana berkepanjangan apabila kita tidak segera mengevaluasi dan memperbaiki diri.

Mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, setiap kita pasti menemui kematian. Cepat atau pun lambat. Para pemimpin akan berakhir, rakyat pun demikian. Kita harus segera berbuat sesuatu agar anak cucu kita tidak mengalami keburukan yang kita alami, yang disebabkan perbuatan kita sendiri.

Marilah kita bergandeng tangan, bersama-sama memperbaiki lingkungan dan bangsa ini. Bangsa yang masih sangat emosional, pengumbar amarah, penuh kebencian dan dendam. Untuk melakukan semua itu, kesabaran mutlak kita perlukan. Agar kita benar-benar bisa menjadi sebuah bangsa yang dihuni oleh masyarakat yang memiliki rasa persaudaraan dan kasih sayang yang kuat terhadap sesama. Menjadi bangsa yang memiliki semangat kebersamaan untuk memecahkan permasalahan dengan penuh kesabaran. Serta bangsa yang memiliki semangat untuk sukses dan maju secara bersama-sama. Tidak ada lagi sikap saling sikut dan saling menenggelamkan satu sama lain.

Kesabaran mutlak kita perlukan untuk hadir di dalam diri kita. Karena kesabaran adalah jalan meraih rida Allah SWT. Apabila Dia rida kepada kita, Dia rida kepada bangsa kita, maka kemakmuran dan kesejahteraan tidak lagi akan menjadi slogan semata.

Saudaraku, Rasulullah saw bersabda, “Kesabaran merupakan “dhiya’ “ (cahaya yang amat terang).” (HR. Muslim). Kesabaran akan memberikan penerang bagi diri kita sebagai pribadi dalam menjalani kehidupan ini. Kesabaran juga akan menjadi pelita bagi kita sebagai sebuah bangsa, menuju situasi yang semakin baik dari hari ke hari. Wallahua’lambishawab. (KH. Abdullah Gymnastiar)

sumber foto: republika.co.id