Bike for Ibadah, Saran Aa Gym

Bersepeda akhir-akhir ini menjadi salah satu olahraga yang diminati berbagai kalangan. Tua, muda, laki-laki, perempuan, dan anak-anak ikut menggemari olahraga ini. Maklum saja, pandemi Covid 19 menjadikan orang giat meningkatkan imun dengan berolahraga. Namun, bagaimana agar dalam kegiatan berolahraga bisa menghasilkan pahala (bike for ibadah)?

Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhiid (DT), KH Abdullah Gymnastiar atau akrab disapa Aa Gym dalam salah satu tausiah yang diunggah di kanal Youtube mengatakan, berolahraga memang sesuatu yang penting, yang bisa menjadikan setiap orang sehat dan mampu menjalankan perintah Allah dengan kondisi baik.

Melihat tren bersepeda yang ramai, Aa Gym mengatakan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar ikhtiar menjaga kondisi tubuh menjadi pahala. Pertama, niatkan olahraga agar badan sehat dan mudah melakukan berbagai macam ibadah dan kebaikan yang bermanfaat bagi manusia.

“Olahraga ini hukumnya mubah, akan tetapi suatu hal yang mubah dan merupakan wasilah ibadah akan menjadi senilai dengan ibadah tersebut sesuai niatnya. Wasilah atau sarana itu sesuai dengan tujuan dari niatnya, apabila wasilah atau hal-hal yang mubah kita niatkan untuk kebaikan, maka ia juga akan bernilai kebaikan. Hendaknya kita luruskan niat olahraga sepeda bukan hanya ikut-ikutan, adu gengsi, adu bagus-bagusan, dan adu mahal-mahalan sepeda,” kata Aa Gym, Kamis (30/7).

Kedua, hindari berlebihan dalam membeli sepeda dan aksesorisnya. Tidak harus sepeda yang mahal atau sepeda sport.

“Jika memang mampu, maka alhamdulillah. Tetapi apabila tidak mampu jangan dipaksakan dan jangan sampai terkesan boros. Cukup dengan sepeda biasa saja, yang penting tetap bisa bersepeda dengan baik. Jangan sampai seperti ada oknum yang dia kucing-kucingan atau sembunyi-sembunyi dari istrinya, membeli sepeda mahal dan berbagai aksesoris mahal, sedangkan untuk membelikan sekadar perhiasan murah bagi istrinya, dia sangat pelit,” jelas Aa Gym.

Ketiga, hendaknya jangan sampai hal yang mudah ini melalaikan kita dari tugas yang utama, semisal ibadah yang wajib. Hindari bersepeda sampai berlebihan karena salah satu tanda Allah berpaling dan tidak peduli dengan hamba-Nya adalah dengan menyibukkan hamba tersebut dengan hal-hal yang mubah dan tidak bermanfaat.

“Misalnya berlebihan bersepeda itu meninggalkan istri dan anak di akhir pekan pada waktu liburan. Ia pergi bersepeda seharian penuh. Padahal di akhir pekan itu ada hak istri dan anak-anak untuk bermain-main serta berekreasi dengan ayahnya, karena umumnya para ayah di hari kerja bekerja seharian,” kata Aa Gym.

Keempat, hindari adu gengsi dengan bersepeda terlalu jauh jaraknya. Menempuh jarak sampai puluhan bahkan ratusan kilometer, lalu pamer di grup, screenshot dan menyebarkan di berbagai macam sosmed. Tidak  jarang kita dengar berita ada orang yang kecelakaan dan kelelahan dalam bersepeda.

Kelima, hindari bersepeda dengan rasa sombong dan mendominasi di jalan raya dengan menutup jalan bagi kendaraan lainnya. Terkadang sepeda mahal dan aksesoris yang mahal, kita merasa sombong seolah-olah menguasai jalan tersebut dan menyebabkan kendaraan lainnya susah berjalan. (Elga)