Bisnis Berbuah Amal Saleh

Sudah lebih dari 9 bulan kita diuji Covid-19 yang mengguncang dunia. Begitu juga Daarut Tauhiid (DT) pun merasakannya. Inovasi menjadi keharusan agar dakwah tetap berjalan. Sebagaimana amal saleh pun harus tetap dilakukan, karena beramal saleh tidak hanya untuk diri sendiri.

Jika dicermati, tidak sedikit dari kita yang mengalami pemutusan kerja. Nah, ini bisa menjadi peluang untuk beramal saleh dengan berbisnis yang membuka lapangan kerja baru. Oleh karena itu, berbisnis saat ini tidak sekadar cara memperoleh penghasilan tambahan, tetapi juga sebagai ladang amal saleh.

Banyaknya kebutuhan yang diinginkan menjadi cara terbaik untuk berbisnis. Bahkan di antara kita menjadi pengusaha dadakan. Dengan mengupayakan pada kegiatan pemenuhan barang dan jasa, profit atau laba bisa diperoleh. Inilah inti dari kegiatan berbisnis, yakni upaya untuk memperoleh laba semaksimal mungkin.

Cara Terbaik Berbisnis

Akan tetapi, bisnis itu menjadi utama bukan hanya karena uang yang akan didapatkan. Sebaiknya, membuat usaha itu bisa menguatkan iman. Jangan sampai uang semakin bertambah tapi iman menjadi berkurang, sehingga kita menuhankan bisnis.

Rezeki berupa laba yang berbentuk uang adalah Allah yang mengatur semuanya. Bisa saja hari ini kita untung, besok tidak untung. Yang perlu diingat, semua rezeki diberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Bisa saja Allah tahan rezeki tersebut. Jadi, tugas kita hanya menjemput rezeki dan menyempurnakan ikhtiar. Laba atau keuntungan bukanlah fokus utama.

Penting sekali memahami arti ini dalam berbisnis. Ada empat kiat yang bisa memandu kita memahami arti berbisnis dengan benar. Setelah memahami dan menerapkannya, semoga kita tidak risau lagi dengan rezeki.

Pertama, jangan takut tidak punya rezeki tapi takutlah tidak berkah. Kedua, jangan takut tidak punya rezeki tapi takutlah tidak punya rasa bersyukur. Ketiga, jangan takut tidak punya rezeki tapi takutlah tidak memiliki rasa sabar. Keempat, jangan takut tidak punya rezeki tapi takutlah tidak memiliki keridaan Allah dalam mencari rezeki.

Empat kiat ini hendaknya dipahami dalam berbisnis agar menjadi amal saleh. Rezeki melalui berbisnis haruslah benar caranya. Berbisnis dengan cara baik sangat dicintai Allah, apalagi itu juga mendatang keberkahan dan kemaslahatan bagi umat. Selalu diingat bahwa semua yang dimiliki saat ini adalah titipan. Titipan itu setiap saat bisa diambil. Suka atau tidak suka.

Menjemput rezeki memang sangat diperlukan, tapi itu bukanlah utama. Keberkahanlah yang dicari. Jangan sampai kita takut rezeki tidak ada. Karena bukankah selama ini kita selalu dicukupi oleh Allah?

Semoga kita dianugerahi Allah rasa takut dan dilindungi dari rezeki yang tidak halal. Cara yang baik akan menghasilkan keberkahan walaupun sedikit. (Eko)