Dahsyatnya Orang Yang Memiliki Keikhlasan Dihatinya

Kita pernah mendengar, bahwa dalam sebuah hadist Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Disebutkan bahwa ketika Allah Ta’ala menciptakan bumi, pada awalnya bumi terus bergoyang tidak stabil. Maka, Allah pun menciptakan gunung-gunung di atas bumi, sehingga bumi menjadi tenang.

Para malaikat pun terkagum-kagum dengan penciptaan gunung, mereka berkata, ”Wahai Tuhan kami, apakah ada dari makhluk-Mu yang lebih kuat dari gunung?” Kemudian Allah menjawab: “ya, besi.”

Kemudian mereka berkata, “Wahai Tuhanku, apakah di antara makhluk-Mu terdapat sesuatu yang lebih kuat daripada besi?” Allah berfirman: “ya, api.”

Kemudian mereka berkata, “Wahai Tuhanku, apakah di antara makhluk-Mu terdapat sesuatu yang lebih kuat daripada api?” Allah berfirman, “Ya, air.” Mereka berkata, “Wahai Tuhanku, apakah di antara makhluk-Mu terdapat sesuatu yang lebih kuat daripada air?” Allah berfirman, “ya, angin.”

Mereka berkata, “Wahai Tuhanku, apakah di antara makhluk-Mu terdapat sesuatu yang lebih kuat daripada angin?” Allah berfirman, “Ya, anak Adam. Ia bersedekah dengan sebuah sedekah dengan tangan kanannya dan menyembunyikannya dari tangan kirinya.”

Artinya makhluk yang paling perkasa dan paling kuat adalah manusia yang memiliki hati yang ikhlas. Dalam hidupnya tidak berharap dan bergantung kepada siapa pun selain Allah Ta’ala. Orang yang tidak memiliki hati ikhlas rentan sekali kecewa dan sakit hati, sehingga membuat seseorang tidak pernah maksimal  melakukan kebaikan. Kemudian orang yang tidak ikhlas juga akan berhenti melakukan kebaikan jika perbuatan tidak mendapatkan respon atau pujian yang ia harapkan.

Bagaimana seseorang itu bisa ikhlas? Ketika keyakinannya kepada Allah semakin yakin dan kuat. Ia yakin bahwa Allah melihat dan menyaksikan apa yang ia perbuat. Orang tahu atau tidak tahu apa yang ia lakukan, tidak berpengaruh terhadap apa yang ia lakukan, baginya sama saja. Orang berterima kasih atau tidak sama saja dimatanya, tidak mengurangi semangat beramalnya. Orang memuji atau mencaci juga sama saja baginya. Karena ia tahu untuk siapa ia beramal, yaitu hanya untuk Allah semata-mata.

Jadi, siapa pun yang ingin memiliki cita-cita menjadi manusia tangguh dan kuat, maka ia mesti belajar terus-menerus menanamkan rasa ikhlas dalam dirinya. Wallahu a’lam bishowab.

(KH. Abdullah Gymnastiar)

daaruttauhiid.org