DT Peduli Berdayakan Umat dengan Pelatihan Menjahit

Program Pemberdayaan Umat merupakan program yang diluncurkan oleh Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) DT Peduli, yang bertujuan meningkatkan taraf ekonomi umat. Program tersebut diperuntukkan bagi para mustahik dan kaum difabel, dalam bentuk program pelatihan menjahit.

Edwar, Kepala Bagian Program DT Peduli, secara resemi membuka pelatihan menjahit non difabel angkatan kedua, di Rumah Rroduksi Difabel Creative Center (DCC) DT Peduli, Jalan Sentrasari No.1 Gegerkalong Hilir, Kelurahan Gegerkalong, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, Edwar selaku Kepala Bagian Program DT Peduli, secara resmi membuka pelatihan menjahit non difable angkatan ke dua, pada Senin (4/11).

“Ibu-ibu yang berada di sini adalah ibu-ibu yang diberi keberuntungan oleh Allah, sehingga kami memilih 10 orang menjadi peserta pelatihan menjahit, dari sekian banyaknya pendaftar. Jadi kami berharap ibu-ibu dapat fokus, dan berniat lurus mengikuti pelatihan ini, agar tercipta kemaslahatan, dan sebagai rasa ucap syukur kepada Allah,” jelasnya.

Pelatihan tersebut mendapat respon positif, di antaranya dari Novi (37), peserta pelatihan menjahit non difable asal Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. “Alhamdulillah, saya diberi kesempatan oleh DT Peduli untuk mengikuti pelatihan menjahit salama satu bulan. Saya merasa senang, dan semoga setelah beres nanti saya dapat mengaplikasikan kemampuan menjahit dengan membuka jasa permak. Sehingga di sini saya harus serius belajar,” ungkap Novi.

Menurut Edwar, Program Pemberdayaan umat, khususnya dalam pelatihan menjahit, memiliki dua jenis pelatihan. Pertama, jenis pelatihan DCC (Difable Creative Center), pelatihan ini untuk kaum disabilitas, kecuali tuna netra dan tuna daksa, dengan durasi pelatihan selama 60 hari. Kedua, jenis pelatihan DTTC (Daarut Tauhiid Training Center), pelatihan menjahit yang diberikan kepada non difable dengan syarat pesertanya penerima manfaat atau mustahik, durasi pelatihan selama 30 hari.

“Allhamdulillah, banyak peserta dari angkatan yang seblumnya baik yang difable maupun non difable terbantu dengan program pemberdayaan ini. Pasalnya, banyak dari mereka langsung membuka jasa layanan menjahit di rumahnya. Sehingga pelatihan menjahit ini akan terus bergulir,” pungkasnya. (Sukmara Galih)