Duniawi Bukanlah Untuk Batin

Duniawi Bukanlah Untuk Batin

Hadirin rekan-rekan sekalian, dunia beserta isinya hanya memenuhi lapar dan hausnya jasad atau lahiriyah saja. Dunia ini tidak bisa memenuhi dahaganya hati. Contoh sederhana seperti kursi yang kita duduki, itu hanya akan memberikan kenikmatan pada bagian tubuh kita saja yaitu pantat, tetapi tidak memberikan kepuasan batin.

Makanya jika kita melihat banyak orang yang memilki kekayaan, kedudukan, pangkat, dan jabatan, namun tidak membuat seseorang bahagia, itu karena memang pada dasarnya Allah tidak menciptakan kebahagian hakiki itu melalui dunia, makannya kita tidak perlu iri dengan apa yang dimiliki oleh orang lain. Kebahagian itu milik Allah yang akan diberikan kepada orang yang tujuannya bukan sekedar dunia saja.

Jika tujuan seseorang hanya harta, pujian, dan penghargaan didalam hatinya, kemudian hal tersebut menjadi sesuatu yang sangat mendominasinya, maka pada akhirnya hanya ada kegelisahan saja yang didapatkan. Kadang-kadang kita merasa dengan memiliki sesuatu apa yang kita inginkan membuat diri akan bahagia, tapi yang terjadi malah sebaliknya, kita semakin jauh dari pemberi dan pecipta kebahagian yaitu Allah Subhanahu wata’ala.

Jangan melakukan sebuah amal hanya karena ingin mendapat pujian dari orang lain. Kalau mengharap pujian dari orang lain, maka itu hanya akan menjadi tekanan dalam hidup. Termasuk belajar agama, jangan untuk dinilai orang, akan tetapi mengharap ridho dan pahala dari Allah. Terlepas dampaknya menjadi orang yang pintar itu akan mengikuti dengan sendirinya. Ahmad bin Qadawaraih berkata, “amal yang utama adalah amal yang tidak mencondongkan hati kepada selain Allah.”

Banyaklah berdoa kepada Allah Subhanahu wata’ala, meminta sesuatu yang terbaik untuk diri kita. Bukan hanya sekedar keinginan, sangat melelahkan bila menginginkan sesuatu yang tidak ditakdirkan untuk kita, karena sesuatu yang tidak ditakdirkan untuk kita, berarti itu bukanlah yang terbaik untuk kita. Jangan khawatir, kalau baik maka pasti Allah mudahkan jalannya. Kembalikan lagi kepada Allah yang maha tahu, apa yang baik dan yang buruk untuk kita. Hasbunallah wa ni’mal wakiil.

“Allahuma hikmata Yaa Rabb, Allahumma ainni ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatik, Allahumma inna nasaluka ridhoka wal jannah, wa na’udzubika minannar.”

“Ya Allah tolonglah aku agar selalu berdzikir/mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu, Ya Allah kami memohon kepada-Mu keridhoan-Mu dan surga dan kami berlindung dengan-Mu daru kemurkaan-Mu dan api neraka ” (HR. Abu Daud dan Ahmad, shahih)

(Admin)