Empat Ciri Orang yang Mendapat Keberuntungan

Allah SWT berfirman, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr [103] : 1-3).

Kita tentu ingin sekali menjadi orang yang beruntung. Tidak ada yang menginginkan kerugian. Hidup di dunia kita ingin penuh keberuntungan, apalagi nanti di akhirat. Dalam ayat di atas Allah Swt. telah memberikan empat ciri orang yang akan mendapat keberuntungan.

Pertama, orang yang beriman kepada Allah Swt. Orang yang setiap waktunya dimanfaatkan untuk mendapatakan ilmu supaya memahami kebenaran, sehingga makin kuat keyakinannya kepada Allah Swt. Keimanan ini adalah pangkal dari keberuntungan hidup di dunia dan akhirat.

Kedua, orang yang beramal sholeh. Orang yang setiap waktunya dimanfaatkan untuk mengamalkan kebenaran dan kebaikan. Karena tiada yang akan kita bawa sebagai bekal kelak ketika kematian datang, selain dari amal sholeh kita sendiri. Orang yang demikian adalah orang yang menyadari sepenuhnya bahwa kesempatannya hidup di dunia ini tidaklah lama, hanya sebentar saja. Maka, ia merasa tidak punya waktu untuk melakukan maksiat. Waktunya ia habiskan dengan sibuk beramal sholeh.

Ketiga, orang yang mendakwahkan kebenaran. Apalah artinya mengetahui dan memahami kebenaran jika hanya untuk dipendam seorang diri saja. Kebaikan yang kita peroleh tidak akan mengalami akselerasi atau percepatan.

Memahami sebuah kebenaran, kemudian mengamalkannya sebagai bentuk ibadah kepada Allah, disusul kemudian dengan menyampaikannya kepada orang lain supaya mereka pun mengerti dan mengamalkan, maka ketika itu kita sedang berinvestasi kebaikan yang buahnya akan kita petik baik sejak di dunia maupun kelak di akhirat. Sungguh keberuntungan yang berlipat-lipat. Rasulullah Saw. bersabda, “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.” (HR. Bukhori)

Dan keempat, orang yang bersabar. Yaitu orang yang bersabar dalam belajar, dalam beramal dan dalam berdakwah. Apa yang kita rencanakan tidak selalu berjalan mulus sesuai dengan keinginan kita. Biasanya ada saja hambatan yang merintanginya.

Namun, bagi orang yang bersabar, segala rintangan itu akan disikapi sebagai kesempatan untuk meningkatkan kualitas amal sholehnya. Karena di saat seperti itulah ia bisa merasakan manisnya perjuangan. Kesabarannya dalam menjalani proses akan menjadi penolongnya mencapai kesuksesan.

Semoga kita termasuk orang-orang yang memiliki empat kriteria tersebut, sehingga kita menjadi orang yang beruntung di dunia dan di akhirat. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.  [KH. Abdullah Gymnastiar]