Hidup dan Masalah

Bahwasannya masalah bukanlah merupakan bagian dari bencana dari Allah untuk hamba-Nya, karena justru masalah adalah bagian dari karunia Allah. Yang menjadi bencana bagi kita adalah jika kita salah menyikapi sebuah masalah. Seperti halnya saat sedang mengerjakan soal-soal ujian, soal-soal itu bukan bagian dari musibah bagi orang yang mengerjakannya, justru soal-soal tersebut adalah salah satu peluang bagi seseorang untuk naik ke tingkat selanjutnya yang lebih tinggi, dan jika seseorang tidak lulus bukan karena soal-soal yang diberikan, tetapi sebabnya adalah karena jawaban yang salah dalam mengisi soal yang ada. 

Hidup tanpa masalah itu adalah mustahil. Tapi mengapa semakin seseorang mendekat kepada Allah tetapi semakin banyak pula masalah atau ujian yang didapatkan oleh seseorang tersebut. Sederhananya seperti orang yang hendak masuk perguruan tinggi, tidak mungkin soal-soal tes untuk masuk perguruan tinggi menggunakan soal-soal pelajaran sekolah dasar yang menurut orang-orang dewasa atau pendidikan yang lebih tinggi adalah soal-soal yang mudah. Begitu pula halnya dalam menjalani kehidupan, semakin seseorang dekat dengan Allah, semakin seseorang dianggap pantas untuk naik kelas di hadapan Allah, maka semakin besar juga ujian atau masalah yang akan Allah berikan kepada hambanya. Bukan berarti semakin banyak masalah dan ujian yang datang kepada seorang hamba berarti semakin benci Allah kepada hamba-Nya.

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ࣖ

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 286)

Sesungguhnya Allah Maha Tahu segala hal tentang hambanya. Allah tahu sejauh mana kekuatan hambanya untuk menghadapi masalah. Dan Allah tidak akan pernah sekalipun memberikan masalah kepada hambanya di luar dari kemampuan hambanya. Adapun jika kita sering merasa sangat berat menghadapi masalah yang ada dan menganggap Allah memberatkan hambanya, itu sudah pasti adalah karena kita belum sepenuhnya berjuang untuk menyelesaikan masalah tersebut, kita terlalu mudah untuk menyalahkan orang lain terkait dengan masalah yang datang kepada kita, kita terlalu mudah marah kepada Allah terhadap ujian yang diberikan kepada kita, sampai kita lupa bahwa masalah-masalah yang datang kepada kita adalah langkah Allah yang diberikan kepada kita agar kita bisa menjadi hamba yang lebih baik dan mulia dari sebelum-sebelumnya. (Wahid)