Israel Mulai Serang Rafah, 100 Lebih Syahid

DAARUTTAUHIID.ORG | GAZA – Lebih dari 100 warga Palestina syahid dan puluhan lainnya terluka dalam pengeboman kejam Israel terhadap rumah dan masjid di Rafah, selatan Jalur Gaza pada Senin (12/2/2024). Kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

Hamas menanggapi serangan tersebut sebagai kelanjutan dari perang genosida terhadap rakyat Palestina, dan menyerukan tindakan internasional yang mendesak untuk menghentikan agresi tersebut.

Koresponden Aljazirah melaporkan bahwa pengeboman Israel yang brutal dan belum pernah terjadi sebelumnya terkonsentrasi di wilayah utara kota Rafah, dan di sekitar Masjid al-Rahma di Kamp al-Shabura di Rafah. Kapal perang juga membombardir wilayah pantai kota yang disesaki sejuta lebih pengungsi dari berbagai wilayah Palestina itu.

Jenazah para syuhada tersebar di wilayah sasaran karena intensitas pengeboman, dan awan asap tebal memenuhi atmosfer kota, berbarengan dengan intensnya penerbangan pesawat pengintai dan helikopter.

Menurut koresponden Aljazirah, pengeboman tersebut menghancurkan Masjid Al-Huda di kamp Yabna dan Masjid al-Rahma di kamp al-Shabur. Selain itu, 14 rumah tempat tinggal keluarga al-Mughayyir, al-Masry, Abu Jazar, Abu al-Husain, Abu Rizq dan lain-lain di daerah Yabna, Khirbet al-Adas, al-Shabura, Tal al-Sultan, Mirage, daerah Musabah, dan kamp Badr juga hancur.

Rumah-rumah tersebut menampung puluhan pengungsi dari wilayah lain di Gaza. Aljazirah menambahkan bahwa ratusan warga melarikan diri ke Rumah Sakit Kuwait untuk menghindari pengeboman brutal Israel.

Sebelumnya, koresponden Aljazirah melaporkan mendengar bentrokan, tembakan artileri, dan penyerangan intensif di Kota Rafah. Dia juga berbicara tentang pengeboman di dekat perbatasan dengan Mesir.

Dalam pernyataan pertamanya setelah pengeboman Rafah, tentara penjajahan Israel (IDF) mengatakan bahwa mereka melakukan serangkaian serangan terhadap sasaran tertentu di daerah Shabura di Jalur Gaza selatan, dan menambahkan bahwa serangan tersebut telah berakhir. Mereka juga melansir bahwa dua sandera berhasil dibebaskan dari Rafah.

Direktur Rumah Sakit Kuwait di Rafah, Suhaib al-Hams, mengatakan, “pasukan pendudukan menggunakan rudal pembakar yang dilarang secara internasional dalam serangan mereka di Rafah, membenarkan adanya sejumlah besar orang yang diamputasi, cedera otak, dan luka bakar.”

Sebaliknya, Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan bahwa, “jumlah korban pembantaian di Rafah kemungkinan akan meningkat, karena adanya orang hilang di bawah reruntuhan rumah yang penghuninya dibom”.

Bulan Sabit Merah menambahkan bahwa proses pengangkutan para syuhada dan korban luka dilakukan dengan cara yang primitif karena kurangnya jumlah ambulans untuk menyelamatkan korban luka pasca malam berdarah di Rafah.

Aljazirah memperoleh gambar kedatangan sejumlah syahid dan luka ke Rumah Sakit Kuwait di Rafah dan Rumah Sakit Eropa di Khan Younis akibat penyerangan Israel di berbagai wilayah di kota Rafah.

Rafah adalah tempat perlindungan terakhir bagi para pengungsi di sektor yang terkena dampak, dan mencakup lebih dari 1.400.000 warga Palestina, termasuk 1.300.000 pengungsi dari provinsi lain.

Dalam tanggapan pertama Palestina, gerakan Hamas mengatakan bahwa serangan tentara Israel terhadap Kota Rafah dan pembantaian mengerikan yang dilakukan terhadap warga sipil yang tidak berdaya dan anak-anak terlantar, wanita dan orang tua, telah merenggut nyawa lebih dari 100 syuhada. Hal itu dianggap sebagai kelanjutan dari perang “genosida” dan upaya pemindahan paksa dilancarkan terhadap rakyat Palestina.

Pernyataan tersebut menambahkan bahwa serangan Israel terhadap Rafah menegaskan bahwa pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengabaikan keputusan Mahkamah Internasional. Bulan lalu, Mahkamah Internasional memerintahkan Israel melakukan tindakan segera untuk menghentikan segala langkah yang dapat dianggap sebagai tindakan genosida.

Hamas menganggap Pemerintah AS dan Presiden Joe Biden secara pribadi bertanggung jawab penuh, bersama dengan pemerintah pendudukan, atas pembantaian yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina.

Liga Negara-negara Arab, Organisasi Kerja Sama Islam, dan Dewan Keamanan PBB menyerukan tindakan segera untuk menghentikan agresi Israel di Jalur Gaza.

Sejak 7 Oktober lalu, Israel telah melancarkan perang dahsyat di Jalur Gaza yang telah menyebabkan puluhan ribu orang menjadi martir dan terluka, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan perempuan. Serangan itu juga mengakibatkan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kerusakan infrastruktur besar-besaran.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, agresi Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober telah mengakibatkan pembunuhan lebih dari 28.176 orang, sebagian besar adalah warga sipil tak berdosa, dan lebih dari 68 ribu orang terluka.

Sumber: republika.co.id

Baca juga: Rakyat Palestina Melawan, Aa Gym: Ini Hikmahnya!