Jangan Berputus Asa

Hidup ini adalah merupakan ujian. Selama hidup itu pula Allah akan menguji kita, berpindah-pindah dari satu coba ke cobaan lainnya, dengan tujuan untuk menguji seberapa kuat iman seseorang. Sebagaimana yang disampaikan dalam firman Allah Ta’ala yang artinya:

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan untuk mengatakan, ‘kami telah beriman’ Tanpa diuji?! Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, sehingga Allah benar-benar tahu orang-orang yang tulus dan orang-orang yang dusta.“ (QS. Al-Ankabut: 2-3)

Dalam kehidupan ini kerap kali melenakan dan menyeret kita ke dalam lembah dosa dan kenistaan. Bila seseorang berada pada titik puncak kehidupannya ia malahan akan merasa jenuh dan cenderung mencari kesenangan yang bersifat merusak serta menyesatkan. Akibatnya manusia kemudian menjadi mudah menyerah dan berputus asa bila tak sanggup menyelesaikan masalahnya.

Secara definisi putus asa dapat dipahami sebagai situasi atau kondisi habis atau hilang harapan, tidak ada harapan lagi. Orang yang kehilangan harapan dalam hidupnya menunjukkan imannya yang lemah dan fondasi keislaman yang rapuh, dimana salah satu akhlak tercela yang harus dihindari oleh umat Islam.

Dalam Islam bila seseorang mendapatkan musibah dilarang untuk memiliki angan-angan untuk membunuh diri karena dia merasa tidak sanggup lagi menanggung dan menjalani musibah tersebut. Karena hal tersebut merupakan suatu tindakan kebodohan. Jika seseorang tetap hidup, maka ia bisa menambah lagi kebaikan-kebaikannya. Namun, jika dia selama ini termasuk orang yang sering dan gemar berbuat maksiat, maka dia bisa memperbanyak taubat kepada Allah Ta’ala selama masih diberikan kesempatan hidup.

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az Zumar: 53-54).

Perbanyaklah taubat dan istighfar, itulah yang akan menghilangkan gelapnya hati dan membuat hati semakin bercahaya sehingga mudah menerima petunjuk atau kebenaran. Segeralah taubat dan jangan tunda-tunda.

Kemudian perbanyak berdoa, karena Allah Ta’ala sangat suka terhadap hamba- hambanya yang berdo’a. Terlebih lagi doa itu dipanjatkanterus-menerus tanpa berhenti. Meskipun doa kita belum dikabulkan, hal itu bukan berati Allah Ta’ala tidak menyukai kita, tetapi bisa jadi Allah sedang menguji kita dan ingin selalu mendengar keluhan hambanya. Wallahu a’lam bishowab. (Shabirin)

______________________

daaruttauhiid.org