Kesempurnaan Wudhu dan Optimasi Sistem Imun

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS. al-Mâ’idah [5]: 6).

Pernahkah Anda melihat atau mendengar kisah orang yang terkena penyakit AIDS? Hanya karena serangan influenza atau penyakit ringan saja mereka bisa meninggal. Mengapa? Karena sistem pertahanan (sistem imun) dalam tubuhnya tidak lagi berfungsi secara normal.

Sesungguhnya, sistem imun pada tubuh bagaikan benteng pertahanan yang kokoh dengan barisan prajurit terlatih dan profesional siap tempur. Tidak ada satu pun penyusup berhasil memasuki tubuh dan berbuat ”onar” di dalamnya, kecuali mereka harus berhadapan dengan pasukan imun yang sangat canggih. Maka, ketika benteng dan pasukannya rapuh, kehidupan manusia menjadi sangat rentan dan terancam.

***

Secara umum, sistem pertahanan tubuh manusia meliputi dua departemen pelaksana kerja. Pertama, sistem imun yang bersifat alamiah atau natural, atau sistem imun nonspesifik (SINS) merupakan sistem pertahanan tubuh yang bertujuan menangkal masuknya segala macam zat asing dari luar yang bisa menjadi pemicu datangnya penyakit, seperti virus, bakteri, parasit, dan sejenisnya. Sistem ini disebut nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu.

Ada pun yang termasuk kekebalan tubuh nonspesifik, di antaranya adalah pertahanan atau perlindungan fisik (kulit dan lapisan mukosa), kimiawi (enzim, asam lambung), mekanik (gerakan usus, rambut getar), serta fagositosis (sel NK alias natural killer, granulosit, makrofag, neutrofil).

Kedua, sistem imun yang bersifat adaptif atau dapatan, sifatnya spesifik, biasanya berbentuk imunoglobulin atau antibodi. Apabila ada virus yang mengganggu tubuh, dia akan membentuk antibodi virus. Jadi, sifatnya sangat spesifik.

Apabila kita katagorikan, sistem imun adaptif dapat dibagi ke dalam dua bagian, yaitu: (1) sistem imun humoral, terdiri dari antibodi (imunoglobulin yang disingkat Ig, yang terdiri dari Imunoglobulin G, A, M, D, E) dan sekret tubuh (saliva, air mata, serumen, keringat, asam lambung, pepsin, dan lainnya). Kemudian, (2) sistem imun selular, yang hadir dalam wujud makrofag, limfosit, neutrofil yang semuanya beredar di dalam tubuh kita.

Jadi, kita dapat melihat betapa kompleksnya sistem imun tubuh kita. Dia bagaikan benteng yang berlapis-lapis dengan pasukan bersenjata lengkap nan terlatih. Mereka hadir sejak dari bagian terluar tubuh manusia, yaitu kulit, sampai sel-sel yang berada di dalam tubuh.

***

Secara sederhana, di dalam tubuh manusia, sistem imun diperankan oleh sel-sel darah putih atau leukosit. Jadi, selain terdapat sirkulasi sel-sel darah merah, di tumbuh kita pun terdapat sirkulasi sel-sel darah putih. Ketebalan pembuluh dari sistem ini sepuluh kali lebih tipis daripada yang digunakan oleh sel darah merah. Pada saat kulit lecet atau luka, kita sering kali melihat cairan tidak berwarna yang mengalir dari dinding kulit dalam beberapa lecet atau luka. Itulah sirkulasi limfatik yang menjaga agar semua titik tubuh berada dalam perlindungan sistem imun.

Dalam konteks sistem pertahanan tubuh, ada empat tipe organisme yang dicap sistem imun sebagai tamu tak diundang yang menjadi sasaran tembak, yaitu bakteri, virus, jamur, dan parasit. Setiap organisme tersebut mampu memasuki tubuh, menggandakan diri, dan menyebabkan infeksi sehingga menjadikan tubuh kita menjadi sakit.

Maka, untuk memastikan tubuh tetap aman dari gangguan mikroorgaisme patogen tersebut, setiap bakteri, virus, objek asing, atau sel kanker (penyebab yang tidak diketahui), yang menginvasi tubuh akan dihancurkan oleh sel-sel prajurit atau leukosit dalam sirkulasi limfatik. Itulah mengapa, munculnya berbagai penyakit menular atau kanker dalam tubuh selalu bergantung pada gangguan fungsi sistem kekebalan tubuh.

***

Pada kenyataannya, optimalisasi kerja sistem imun sangat dipengaruhi oleh kemampuan pembuluh darah dalam mengantarkan mereka ke tempat tujuan, pada saat ”ada panggilan gawat darurat”.

Kelancaran pembuluh darah ini sangat ditentukan pula oleh fleksibilitas yang mereka miliki, yaitu kemampuan untuk mengembang ketika panas dan mengkerut ketika dingin. Kegagalan pasukan imun dalam menghambat penyebaran penyakit, semisal penyakit menular, seringkali berawal dari ketidakmampuan atau lemahnya kontraksi pembuluh sehingga proses pengiriman leukosit dalam jumlah yang cukup ke TKP menjadi terhambat.

Dan, yang namanya optimalisasi fungsi pembuluh darah khususnya dan sistem peredaran darah pada umumnya berhubungan erat dengan efek pencucian atau pembasuhan oleh air yang dilakukan secara intens. Dengan demikian, struktur dari sistem kekebalan tubuh, yang memberikan perlawanan terhadap semua penyakit, sejak dari bagian kulit sampai bagian dalam tubuh manusia, diperkuat melalui proses wudhu.

Ada sejumlah alasan yang memperkuat argumen bahwa wudhu dapat mengoptimalkan sistem limfatik dalam tubuh, antara lain:

  • Untuk mengoptimalkan kinerja sistem limfatik, tidak boleh ada satu pun titik di tubuh yang diabaikan. Prasyarat ini pada kenyataannya dapat dipenuhi melalui aktivitas wudhu atau mandi.
  • Bagian terpenting dalam merangsang sistem limfatik terdapat di daerah nasofaring yang terletak di belakang hidung dan amandel. Pada saat wudhu, kita diperintahkan untuk mencuci dan membersihkan bagian ini.
  • Stimulasi pada kedua sisi leher memiliki pengaruh besar pada sistem limfatik. Hal ini pun dilakukan dalam prosesi wudhu. (daaruttauhiid)