Keteraturan dalam Proses Tarbiyah

Keteraturan adalah prinsip dalam pelaksanaan tarbiyah. Keteraturan ini mencakup keteraturan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pencapaian tujuan-tujuan tarbiyah. Keteraturan pun menjadi kepribadian seluruh aktifis dalam proses tarbiyah, dimiliki oleh murabbi maupun mutarabbi.

Karena, keteraturan pun telah menjadi jiwa dan karakteristik para aktifis Islam sebagaimana yang dinyatakan oleh Allah SWT dalam firman-Nya, “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS. ash-Shaff [61]: 4).

Ash-Shaff adalah surah pendek yang isinya bagaikan sebuah briefing, pengarahan ringkas Allah SWT kepada pasukan-Nya. Dimulai dengan penegasan dan pengingatan kembali pada hakikat keimanan dan kebesaran Allah, kemudian kaum muslimin diarahkan membuktikan keimanan dan bagaimana memperjuangkan nilai-nilai keimanan tersebut. Salah satu briefing itu, pada ayat 4 surah pendek tersebut, Allah memberikan arahan kepada kaum muslimin bagaimana semestinya keadaan mereka dalam berjihad.

Pengertian jihad pada ayat itu, tidak bisa diartikan lain selain berperang di jalan Allah. Perang sebuah kondisi yang sangat tidak biasa, di sana merupakan puncak pembuktian seluruh keimanan dan kemampuan seorang muslim. Dalam kondisi perang, seluruh pengakuan keimanan menuntut pembuktian.

Di medan perang, keimanan kepada hari akhir, keberadaan surga dan neraka, tentang ajal, dan kepercayaan lainnya diuji. Tidak sekedar masalah ruhiyah, di medan perang seluruh kemampuan intelektual dan kekuatan jasad kaum muslimin pun mengalami ujian. Dalam kondisi puncak itu, Allah SWT mengarahkan agar kaum  muslimin dalam keadaan yang teratur, berbaris-baris bagaikan sebuah bangunan yang kokoh.

Kader Mujahid Dakwah Berkualitas

Sebuah bangunan yang kokoh hanya akan terwujud melalui paduan unsur-unsur yang berkualitas baik. Unsur-unsur pembangun berkualitas dan upaya memadukan seluruh unsur dan komponen pembangun itu, dihasilkan melalui proses tarbiyah. Para mujahid yang menyusun barisan yang kokoh, dihasilkan melalui proses pembentukan (takwiniah) dalam tarbiyah.

Keteraturan gerak, kekokohan barisan disusun oleh keteraturan dalam proses pembinaan diri sehingga menghasilkan kader-kader mujahid dakwah yang memiliki kualitas ruhiyah yang baik, kompetensi intelektual (fikriyah) serta kekuatan jasad yang prima, keteraturan dalam beramal jama’i, serta keteraturan dalam pengorganisasian (tandzim) dan kepemimpinan (al-qiyadah).

Keteraturan dalam proses tarbiyah, di antaranya diindikasikan dengan kejelasan setiap tujuan pada seluruh aktifitasnya, kejelasan cara, dan metode pencapaiannya. Melalui proses tarbiyah tersebut, seluruh komponen kekuatan dapat bersinergi, saling melengkapi dan mendukung, sehingga terbentuk satu kesatuan.

Jadi, kekuatan dan kekokohan bangunan tidak terbentuk oleh keseragaman dan kesamaan potensi dan kekuatan para murabbi atau mutarabbi, tetapi justru dibangun oleh keberagaman. Hanya saja, keberagaman itu dapat menjadi sebuah kesatuan apabila disusun melalui proses tarbiyah. Tanpa tarbiyah yang teratur, manhajiah, keberagaman justru akan menjadi potensi yang melemahkan dan menghancurkan bangunan. (daaruttauhiid)