Kisah Menyedihkan Hubungan Antara Ayah dan Anaknya

[DAARUTTAUHIID.ORG]- Ada satu cerita yang sangat menyetuh dan menjadi perhatian kita, hubungan antara seorang dan orangtua. Di sebuah masjid ada seorang tua yang usianya sudah 81 tahun, ia selalu datang lebih awal ke masjid dan pulang dari masjid juga paling akhir. Kemudian setelah sholat sunah ia membiasakan membaca Al-Qur’an sebelum keluar dari masjid.

Suatu ketika ia menyapa Aa dan mengundang untuk datang ke rumah, setelah dirumahnya Aa melihat dia adalah seorang pengusahan dan arsitek. Ia bercerita bahwa ia adalah seorang yang sukses, namun saat ini ia hidup seorang diri tanpa ada anak-anak lagi yang mau menyapa dan menjenguknya, sudah berpisah juga dengan istrinya, kehidupannya benar-benar hanya sebatang kara.

Ia melakukan segala aktifitas dirumahnya sendiri, masak,  mencuci pakaian, membersihkan rumah, dan semuanya dilakukan dengan sendiri, sedih kalau kita melihat hidupnya yang sendiri itu di masa tua begitu. Ia ditinggalkan oleh keluarga atau anak-anaknya hanya karena perbedaan visi, anak-anaknya pergi ke luar negeri karena ingin tinggal disana, tak bisa dibayangkan bagaimana perlakuan seorang ayah kepada seorang anak, namun harus berakhir dengan demikian.

Seorang ayah yang bekerja bating tulang untuk menafkahi seorang anak, memastikan kebutuhan gizinya terpenuhi, memenuhi keinginan seorang anak apapun yang diminta. Namun setelah ia beranjak dewasa ia telah berani membentak dan melawan orangtuanya sendiri, setelah dewasa dan menikah jarang ada yang mau menghiraukan orangtuanya.

Seharunsnya kita bersikap lembah lembut kepada orangtua yang sudah memberikan terbaik kepada kita. kita mengambil dari kisah hubungan antara Nabi Musa dan Fir’aun. Dalam surat At-Taha ayat 44 yang artinya: “maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.” (QS. At-Taha: 44)

Allah mengajarkan kepada Musa dan Harun bagaimana cara menghadapi Firaun, yaitu dengan kata-kata yang halus dan ucapan yang lemah lembut. Nabi Musa yang dibesarkan oleh Fir’aun dari kecil hingga dewasa, Fir’aun yang bukan orangtua kandungnya tetap diajarkan lembah lembut. Semoga kisah ini bisa kita ambil hikmah dan pelajarannya. (KH. Abdullah Gymnastiar)

______________________

daaruttauhiid.org