Mabit Tarbiyatul Quran Masjid Daarut Tauhiid Jakarta (Rangkuman 2)

Mabit di Masjid Daarut Tauhiid Jakarta kali ini mengangkat tema Al Quran. Bersama Ustadz Suherman Ar-Rozi malam itu (Sabtu, 5/3) jamaah diajak membahas tentang tadabur ayat Al Quran, salah satunya tentang Surat Fatir ayat 29.

Abu Bakar pernah bertanya ke Rasul tentang ayat tersebut. “Apakah setiap keburukan akan Allah balas?”. “Ya”, jawab Rasulullah. “Bukankah kau pernah merasakan kesedihan, kepedihan atau kesakitan?”, lanjut Rasul. “Itulah bentuk balasan dari dosa”, jelas Rasulullah.

Misalnya, kita sering sakit kepala. Bisa jadi ada dosa seputar kepala. Seperti su’udzon atau buruk sangka.

Bisa jadi sakit mata yang kita rasakan, adalah karena kita telah lalai dari menundukan pandangan.

Itulah contoh tilawah maknawiyah (hukmiyah), mengaitkan makna dalam Al Quran dengan kehidupan.

Lanjutan dari ayat 29 surat Fatir tadi, “Mereka yang selalu tilawah dan menegakkan sholat. Maksudnya menegakkan sholat, tidak hanya sekedar mengerjakan namun sholat yang berkualitas. Jika sholatnya bagus akan berdampak baik pada kehidupan.

Lalu apa yang dimaksud dengan perdangan yang tidak rugi dalam Surat Fatir ayat 29 tersebut? Pertama, balasan hasanah (kebaikan) dari baca tiap huruf Al quran.

Kata ‘Abdullah ibn Mas‘ud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa saja membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an), maka dia akan mendapat satu khasanah (kebaikan). Sedangkan satu kebaikan dilipatkan kepada sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lâm mîm satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lâm satu huruf, dan mîm satu huruf,” (HR. At-Tirmidzi).

Apakah makna khasanah/kebaikan itu? Pertama manfaat hasanah dalam kehidupan dunia. Diantara bentuk hasanah adalah menjadikan pribadi yang sholeh, keluarga yang sholeh, lingkungan yang baik, rezeki yang berkah, wafat khusnul hatimah. Sedangkan manfaat khasanah di akhirat diantaranya,selamat dari siksa kubur dan dari api neraka. Semua kebaikan yang didapatkan baik di dunia maupun akhirat sumbernya dari khasanah yang Allah berikan.

Yang kedua, yang dimaksud perdangan yang tidak merugi dalam Fatir: 29 adalah Allah ampuni dosa dari tiap hasanah yang didapat dari membaca Al Quran.

Ada tiga dampak dosa bagi kehidupan. Pertama Allah biarkan. Semakin banyak dosa yang diperbuat semakin banyak noda hitam di hati, semakin sulit beribadah. Jangan iri pada mereka yang tidak taat tapi hidupnya terlihat makmur. Hati-hati ini bisa jadi Allah sedang membiarkannya. Seperti halnya Firaun, hidupnya penuh kemewahan dan tidak pernah sakit, namun Allah melaknatnya.

Kedua istidraj, yaitu Allah angkat untuk dijatuhkan. Misal, saat taat bisnis sulit, namun saat tidak taat bisnis justru lancar. Bisa jadi itu istidraj. Jangan-jangan dalam bisnis tersebut ada yang tidak berkah. Jika ada musibah, maka bertafakurlah atas dosa yang telah dilakukan. Allah tidak akan menimpakan musibah kecuali karena dosa yang diperbuat manusia.