Makanan Kesukaanku, Tema KBM Pekan Kedua PG & TK DT

Pada pekan kedua di bulan Oktober, 69 siswa PG & TK Daarut Tauhiid (DT) melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan tema Makanan Kesukaanku. Ada beberapa rangkaian kegiatan yang dilakukan, di antaranya mengenalkan anak tentang makanan 4 sehat 5 sempurna, cara meminta izin yang baik dan benar, adab makan dan jenis makanan halal haram, serta melatih motorik kasar, halus, dan life skill anak.

“Sebelum anak-anak ditanya apa makanan kesukaannya, kami memberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai makanan 4 sehat 5 sempurna, dan ada tidak makanan yang menjadi makanan favorit anak-anak. Hal ini bisa menjadi bahan motivasi anak untuk memakan makanan sehat,” ujar Yossi, guru PG & TK DT.

“Setelah makanannya sehat harus diimbangi dengan olahraga, di sini kami bermain tracking yaitu mengikuti jejak kaki merah dan biru. Ketika mendapati jejak kaki merah anak harus jongkok, dan ketika biru anak harus berdiri. Kegiatan tracking ini untuk melatih konsentrasi anak ketika melihat warna. Selain itu kami melatih life skill anak, motorik halus, dan kreatifitas dengan membuat roti kesukaan serta mengenal bentuk geometri dengan membuat kipas donat,” lanjut Yossi.

Dalam kegiatan KBM ini, para guru memberikan bahan ajar melalui media online WhatsApp VideoCcall dan Life Streaming YouTube. Untuk menghadirkan suasana yang menyenangkan, guru di kelompok TK-A menggunakan metode mendongeng dengan media boneka untuk menjelaskan bahan ajar kepada siswanya.

Risti Rahmawati, Waka Kurikulum menjelaskan tujuan dari pembelajaran Makanan Kesukaanku adalah untuk mengajarkan anak agar paham makanan yang sehat dan halal.

“Anak-anak tidak hanya dikenalkan makanan kesukaan, namun diedukasi mengenal makanan 4 sehat 5 sempurna. Anak-anak pun lebih dimotivasi memakan sayur dan buah, karena masih banyak anak-anak yang susah makan sayur dan buah. Selain itu, di TK DT ingin mengenalkan juga makanan halal dan haram, minimal anak dapat mengetahui logo halal dan mengenal bahwa makanan haram itu makanan yang tidak boleh dimakan,” pungkas Risti. (Pipit)