Mendekat kepada-Nya dengan Ilmu

Saudaraku, sarta akan menjadi alat untuk mendekatkan diri kepada Allah manakala harta tersebut dibelanjakan sesuai dengan  petunjuk-Nya. Allah SWT berfirman, “Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, Maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat. (QS. al-Baqarah [2]: 265).

Seringkali orang menganggap kekayaan itu hanya berupa harta benda, pangkat, jabatan, popularitas, dan sejenisnya. Padahal kekayaan yang paling berharga sesudah iman dan amal saleh adalah ilmu, wawasan, dan keterampilan.

Sebetulnya kekayaan yang harus kita kembangkan dengan sungguh-sungguh adalah meningkatkan keilmuan, wawasan, dan keterampilan kita. Sehingga kualitas diri semakin berkembang secara terukur dan signifikan dari waktu ke waktu. Terlebih lagi, Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang terus menimba ilmu, belajar meningkatkan kualitas dirinya.

Kita perlu merancang program berikut target serta mengalokasikan waktu, tenaga, dan biaya secara khusus untuk mengembangkan diri dengan efektif. Pada kenyataannya, kita akan menghadapi berbagai persoalan hidup yang semakin hari semakin berkembang pula, dan sulit bahkan tidak akan bisa dihadapi apalagi diselesaikan oleh pribadi yang tidak berkembang.

Kita harus menyadari sepenuhnya , mustahil hidup ini tidak mengalami perubahan. Padahal perubahan adalah sunnatullah. Perubahan senantiasa berlangsung setiap saat disadari atau pun tidak. Banyak hal yang berubah di sekitar kita, yang mungkin di luar dugaan. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mengantisipasinya dengan mempersiapkan diri secara ilmu, wawasan, dan keterampilan agar senantiasa siap menghadapi perubahan yang terjadi.

Biaya, tenaga, dan waktu yang terpakai untuk pengembangan diri sebenarnya bukanlah sebagai pengeluaran, melainkan aset penting dan strategis yang sama sekali tidak merugikan. Malah sebaliknya, justru menguntungkan.

Mari kita awali dengan kesadaran wajibnya menempa diri dan mengembangkan ilmu, wawasan, dan keterampilan. Kemudian buatlah perencanaan dan target yang secara disiplin kita patuhi. Serta alokasikan segala sumber daya untuk mengimplementasikan rencana dan pencapaian target tersebut.

Seseorang yang memiliki harta kekayaan berlimpah, atau memiliki kedudukan yang tinggi, sepatutnya itu tidak membuat dirinya merasa sudah memiliki segalanya. Apalagi kalau membuatnya menjadi gengsi untuk tetap belajar, bertanya, menambah ilmu. Malah seharusnya, kemudahan dalam urusan dunia itu ia manfaatkan untuk semakin memudahkan ia mendapatkan lebih banyak ilmu, dan memfasilitasi lebih banyak orang untuk mendapatkan ilmu.

Saudaraku, selamat menikmati kebahagiaan hidup dengan jalan memperkaya diri dengan ilmu, wawasan, dan keterampilan yang semakin berkembang. Insya Allah kita akan merasakan manfaat yang besar jika ilmu, wawasan, dan keterampilan kita berkembang.

Pantaslah jika kekasih Allah, Nabi Muhammad saw bersabda, “Carilah ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahat.” (HR. Muslim).

Artinya, Rasulullah menghendaki agar kita terus memperkaya diri dengan ilmu, wawasan, dan keterampilan tidak terbatas di bangku sekolah saja, melainkan terus-menerus sepanjang hayat di kandung badan.

Semakin kualitas diri kita berkembang, maka insya Allah semakin siap pula kita menjalani kehidupan dunia yang penuh dengan berbagai dinamika. Dan, semakin kita bertambah ilmu, semakin terang-benderang juga jalan kita untuk lebih dekat dengan Dzat Yang Maha Memiliki ilmu, Allah ‘Azza wa Jalla.

Allah berfirman, Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu, ‘Berlapang-lapanglah dalam majlis,’ maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, ‘Berdirilah kamu,’ maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Mujaadilah [58]: 11). (KH. Abdullah Gymnastiar)