Mengambil Hikmah Dari Kehidupan Sarang Laba-Laba
DAARUTTAUHIID.ORG | Salah nama surat di dalam Al-Quran ialah surah Al-Ankabut yang artinya Laba-laba. Di dalam surat Al-Ankabut ayat 41 Allah Ta’ala menyampaikan bahwa rumah yang paling rapuh adalah rumah laba-laba.
Alasang mengapa sarang laba-laba disebut paling rapuh setidaknya ada tiga penjelasannya, di antaranya:
Pertama, sarang Laba-laba menjadi perangkap bagi hewan jenis serangga. Setiap serangga yang masuk akan menjadi mangsa.
Kedua, dari sifatnya Laba-laba betina akan berusaha membunuh pejantan setelah keduanya melakukan hubungan seks.
Ketiga, kompetisi saling meniadakan juga terjadi pada anak-anak. Telur laba-laba yang baru menetas akan saling tindih sehingga menimbulkan korban.
Dalam arti lain ialah sarang laba-laba dinilai sebagai rumah yang paling rapuh karena tidak adanya jaminan keamanan di sana. Tidak akurnya antara para pemimpin rumah. Antara anak-anaknya pun tidak harmonis.
Apa yang ada pada kehidupan Laba-laba bisa diambil hikmahnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika sebuah keluarga yang tidak aman, kepala keluarganya tidak rukun, anak-anaknya juga kacau balau merupakan ciri-ciri rumah tangga yang sangat rapuh.
Hal ini juga akan berlaku dalam suatu bangsa, jika para elite pemimpinnya tidak hanya rukun berupaya saling menjatuhkan, maka sudah pasti rakyat akan menjadi korbannya dan akan membuat bangsa menjadi semakin rapuh. Oleh karena itu, bangsa tidak boleh dibiarkan layaknya seperti rumah laba-laba yang rapuh.
Untuk mewujudkan sebuah bangsa yang kuat maka sangat diperlukan jaminan keamanan. Para pemimpin pun mesti harus harmonis dalam satu tujuan. Rakyat pun akan menyaksikan dengan penuh respek, dana dapat hidup rukun serta damai.
Para pemimpin mesti pula menanamkan keteladanan dan rasa malu dalam diri mereka masing-masing. Kiprah mereka bukan untuk kepentingan golongan sendiri. Tujuannya lebih luas lagi, yakni untuk bangsa dan negara.
Rakyat pun harus berperan dalam mewujudkan rasa sabar, saling menasihati, saling mendukung, menanamkan dalam jiwa sikap kerukunan dan kesatuan. Tidak ada kekuatan tanpa persatuan di antara bangsa.
Seluruh bangsa harus bekerja keras agar memperbaiki diri di sisi Allah Ta’ala. Senantiasa mengevaluasi diri untuk menjadi peribadi yang lebih baik dan diridhai Allah Ta’ala. (Arga)