Mengelola Rasa Ikhlas

Saudaraku, ikhlas harus selalu dilakukan setiap saat. Baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Begitu juga dengan niat. Niat itu seperti ruh, dan amal itu jasad. Jadi kalau ruhnya tidak ada, maka jasadnya tidak bermakna. Mengapa? Karena keikhlasan dan niat itu juga satu kesatuan. Sehebat apa pun amal yang kita lakukan, kalau tidak ikhlas maka tidak bermakna.

عَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Artinya: “Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena perempuan yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.’” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam ahli Hadis).

Jadi, percuma rasanya jika beramal dengan niat tidak benar. Ingin pujian, ingin dilihat orang. Beramalnya hanya ingin terlihat di mata makhluk. Oleh karena itu, menjadi orang ikhlas adalah prioritas utama kita. Dengan niat yang lurus serta ada atau tidak adanya makhluk, tetaplah beramal dengan ikhlas.

Dengan ikhlas, selain amalan kita akan diterima, kita pun akan diberi perlindungan oleh Allah Ta’ala dari tipu daya syaitan. Saudaraku, syaitan itu tidak punya kerjaan selain menipu manusia. Kita banyak kerjaan sehingga tidak sadar punya musuh. Tapi Allah Ta’ala yang Mahaadil sudah memberikan satu kunci supaya syaitan tidak berdaya, yaitu ikhlas. Karena sebetulnya syaitan tidak perkasa dan tipu dayanya sangat lemah.

Mari kita bermujahadah dalam mengelola rasa ikhlas, yakni:

  • Mulai belajar melakukan amalan rahasia. Latihlah dengan semata-mata hanya Allah Ta’ala yang mengetahui amalan kita. Coba periksa, berapa banyak amalan rahasia kita yang spesial hanya Allah Ta’ala.
  • Ada orang atau pun tidak tetaplah beramal, karena Allah tetap melihat dan malaikat mencatat.
  • Tidak perlu berharap makhluk memuji kita. Fokus saja berbuat lillahi ta’ala.

Oleh karena itu, evaluasi serta perbarui kembali niat dalam beramal. Jangan sampai hanya ingin beramal tapi tidak terpelihara niatnya. Yang penting bagi kita hanya satu, bagaimana yang kita lakukan ini diterima Allah dan bisa husnul khatimah, yaitu akhir hayat yang baik.

Saudaraku, supaya akhir hayat kita baik maka kuncinya sederhanalah dalam beramal. Yaitu setiap saat kita harus menjadi orang baik, bukan dianggap baik. Bukan dikenal sebagai orang baik, tetapi jadi orang baik betulan. Baiknya ini harus sampai ke lubuk hati. Mengapa? Karena hal baik yang kita lakukan bukan hanya baik dipandang orang, tapi baik dalam pandangan Allah yang Maha Melihat semuanya.

(Kajian MQ Pagi, Jumat 2 Oktober 2020)