Menjadi Ahli Dunia atau Akhirat?

Ada satu hal yang menarik untuk kita tanyakan, apakah kita sudah menjadi ahli dunia atau menjadi ahli akhirat? Maka jawaban Sayyidina Ali bin Abi Thalib, beliau mengatakan: “Bila ia memperoleh uang lebih bahagia dari pada ketika mengeluarkannya, maka ia ahli dunia. Bila ia mengeluarkan uang (sedekah) lebih bahagia dari pada ketika memperolehnya maka ia ahli akhirat”.

Sekarang coba kita evaluasi, apakah dari perkataan Ali bin Abi Thalib tersebut kita termasuk ahli dunia atau ahli akhirat? Bagi ahli dunia ia tidak peduli dengan niat dan caranya, yang terpenting ia mendapatkan dunia atau hasilnya. Sedangkan bagi ahli akhirat  yang diutamakan adalah bagaimana cara ia memperoleh dunia tersebut, apakah benar atau tidak dan niatnya juga lurus karena Allah. Karena orang yang ahli akhirat sudah memiliki keyakinan bahwa rezekinya sudah ada, jadi ia tidak fokus pada rezekinya tapi kepada pemberi rezeki.

Pada dasarnya, dalam proses menjemput hasil akan menentukan apakah yang kita usahakan tersebut menjadi amal sholeh atau bukan. Kalau proses menjemputnya dengan cara yang salah maka tidak akan menjadi pahala malah menjadi dosa. Malah sebaliknya jika proses dilakukan dengan cara benar maka akan menjadi amal. Kemudian ahli dunia juga lebih senang mengumpulkan harta dari pada menafkahkannya, hartanya meningkat tapi amalya tidak meningkat. Sedang bagi pecinta akhirat, lebih senang meningkatkan amal sholehnya dengan cara membagikan apa yang ia dapat atau menyedekahkannya.

Jadi jangan sampai kita tertipu oleh dunia, Allah Ta’ala mengingatkan kita melalui Firmannya yang berbunyi:

يٰمَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ اَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنْكُمْ يَقُصُّوْنَ عَلَيْكُمْ اٰيٰتِيْ وَيُنْذِرُوْنَكُمْ لِقَاۤءَ يَوْمِكُمْ هٰذَاۗ قَالُوْا شَهِدْنَا عَلٰٓى اَنْفُسِنَا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا وَشَهِدُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ اَنَّهُمْ كَانُوْا كٰفِرِيْنَ

“Wahai golongan jin dan manusia! Bukankah sudah datang kepadamu rasul-rasul dari kalanganmu sendiri, mereka menyampaikan ayat-ayat-Ku kepadamu dan memperingatkanmu tentang pertemuan pada hari ini? Mereka menjawab, “(Ya), kami menjadi saksi atas diri kami sendiri.” Tetapi mereka tertipu oleh kehidupan dunia dan mereka telah menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang kafir.” (QS. Al-An’am: 130)

Semoga kita dan seluruh keluarga kita selalu bertakwa kepada Allah, mengutamakan kehidupan akhirat, selamat di dunia selamat di akhirat. Allahumma aamiin. Wallahu a’lam bishowab.

(KH. Abdullah Gymnastiar)

 

Bagi Jama’ah sekalian yang tertarik untuk berkontribusi terhadap syiar dakwah dan wakaf untuk pembangunan sarana ibadah & belajar santri, bisa menyalurkannya melalui rekening berikut:

Bank Syariah Indonesia (BSI) 9255.373.000 an Yayasan Daarut Tauhiid