Menjadi Pawang Bagi Hawa Nafsu

Menjadi Pawang Bagi Hawa Nafsu

Menjadi Pawang Bagi Hawa Nafsu, Allah menciptakan diri kita sebagai manusia ada hardware (fisik) ada software (non fisik) yang tidak tampak seperti hawa nafsu, syahwat, amarah, cinta, rindu, dan iri dengki. Kita sendiri merasa tidak mengerti kenapa ada rasa tersebut didalam diri kita, namun semua itu ada sebagai kelengkapan kita menjadi manusia yang normal dan sempurna.

Menjadi Pawang Bagi Hawa Nafsu
Menjadi Pawang Bagi Hawa Nafsu

Jadi banyak hal yang tidak kita sadari yang ada didalam diri kita, Allah menguji kita dengan hawa nafsu ini, makanya kemampuan kita berjuang melawan hawa nafsu merupakan sebagai bukti kedekatan kita dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Terkadang hawa nafsu menjadikan diri seseorang jauh dari Allah karena kecintaannya terhadap sesuatu, sehingga ruang waktu untuk mengingat Allah jadi berkurang atau bahkan bisa sirna.

Kalau seseorang mampu mengendalikan hawa nafsunya, maka ia semakin dekat dengan Allah, tapi sebaliknya juga bila seseorang diperbudak oleh hawa nafsu maka Allah akan semakin jauh juga darinya. Kita akan menjadi lebih sibuk dengan keinginan kita, seperti harta, jabatan, pangkat, penghormatan, dan kedudukan, semua hal ini membuat kita terhijab dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Nafsu itu sudah menjadi bagian dari diri manusia, jika kita bisa dan mampu memempatkannya ditempat yang Allah sukai, maka nanti hadiahnya adalah kita bisa merasakan nikmatnya dekat dengan Allah yang Maha Dekat. Sekarang tinggal kita kenali hawa nafsu, mana nafsu yang mendekatkan dan menjauhkan diri kita dari Allah, kemudian yang perlu kita ketahui adalah bahwa melawan hawa nafsu harus ada perjuangan.

Hawa nafsu merupakan kendaraan setan, maka nafsu harus bisa kita kuasai, kenali, dan kendalikan, jika kita melakukan hal tersebut maka setan tidak bisa apa-apa, karena setan hanya bisa membisikan saja. Oleh karena itu penting belajar ilmu agama untuk mengenali hawa nafsu, mana yang Allah sukai dan mana yang Allah tidak sukai, sehingga kita bisa memilih mana yang terbaik. Jika seseorang tidak berilmu maka ia hanya memiliki dan dikuasai oleh hawa nafsu. Kemudian banyak merenung dan berdoa kepada Allah agar dijauhkan dan dikuatkan dari hawa nafsu yang bisa membahayakan kita. Wallahu a’lam bishowab.

(KH. Abdullah Gymnastiar)