Niat Dan Tekadkan Menabung Untuk Akhirat Dengan Berwakaf
[DAARUTTAUHIID.ORG]- Sedekah merupakan amalan yang dianjurkan dalam Islam, Allah telah berjanji dalam Al-Qur’an akan mengganti dan memberi pahala bagi orang-orang yang senang menginfakan hartanya. Bersedekah cara kita bersyukur atas rezeki yang diberikan Allah Ta’ala. Salah satu bagian yang perlu kita perhatikan adalah menyisihkan harta atau berwakaf Qur’an untuk daerah di beberapa pelosok negeri.
Pada hakikatnya ketika kita mengeluarkan harta untuk kebaikan dan keperluan orang lain, maka harta yang kita keluarkan itu adalah miliki kita yang bersifat investasi, yang bisa dinikmati di akhirat nanti. Banyak ayat-ayat Al-Qur’an dan hadist yang menyebutkan perintah dan keutamaan-keutaman dalam berinfak.
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang – orang yang menfakahkan hartanya dijalan Allah serupa dengan sebutir benih yang menumbukan tujuh butir, pada tiap – tiap butir tumbuh seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang dikehendaki, dan Allah Maha Kuasa (Karuniannya) lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al-Baqarah: 261).
Dari penjelasan Qur’an surat Al–Baqarah ayat 261 diatas bisa kita ambil pelajaran bahwa Allah Ta’ala akan memberikan balasan nikmat yang besar bagi siapa saja yang menginvestasikan hartanya dijalan Allah. Harta benda yang dimanfaatkan untuk kebaikan bersama tentunyaakan lebih baik dibandingkan untuk diri sendiri. Kebaikanya bisa ratusan kali lipatdidapatkan.
Salah satu jenis infak saat ini yang memiliki fungsi dan kebermanfaatan berkelanjutan yaitu program tebar wakaf Al-Quran di daerah terpencil yang membutuhkan. Apabila seseorang yang sudah mewakafkan harta bendanya untuk kepentingan atau kemaslahatan orang banyak maka pahalanya akan terus mengalir.
Wakaf Quran merupakan investasi akhirat yang sungguh menguntungkan dan akan mendapatkan pahala. Keberuntungan dunia, ia merasakan sentuhan kepedulian berbagi dengan orang lain, baik dengan harta, ilmu atau keahlian. Sedang keuntungan di akhirat, ia akan merasakan pahala yang berlipat akan dirasakan setelah kehidupan di dunia. semestinya tidak boleh merasa cukup dalam berinfak dan dalam mewakafkan harta berharga untuk kepentingan akhirat kelak.
Supaya bisa lebih siap menghadapi masa akhirat kelak.Sebagaimana hadis Nabi yang berbunyi, “Apabila anak Adam meninggal dunia maka terputuslah semua amalnya kecuali 3 perkara: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang saleh yang mendoakan orangtuanya.”