Pembelajaran Jarak Jauh, SMA DTBS Putri Siapkan Program Terbaik

Sosialisasi pembelajaran jarak jauh di lingkungan SMA Daarut Tauhiid Boarding School (DTBS) Putri sudah dilakukan jajaran pengurus. Melalui siaran daring yang dihadiri pengurus dan orangtua siswa, Kepala Sekolah SMA DTBS Putri Rika Sinta Komara menyampaikan hal tersebut agar orangtua mapun siswa memahami mengenai pembelajaran di rumah.

Rika mengatakan dasar-dasar pembelajaran di rumah merujuk pada kebijakan Kemdikbud, kebijakan Direktorat Pendidikan DT, dan hasil survei PJJ kepada orangtua dan siswa.

“Keputusan ini berdasarkan Surat Edaran Kemendikbud No 4 tahun 2020, kemudian Surat Keputusan Dirdik DT tentang belajar daring Juli-Desember, dan hasil survei tim sejak 30 Juli kepada kelas 10 dan 11 dengan koresponden 107 orang,” jelasnya dalam video yang diunggah ke kanal Youtube milik SMA DTBS Putri, Rabu (15/7).

Rika juga menyebutkan, dengan adanya klaster baru di SECAPA AD yang jaraknya tak jauh dari Gegerkalong, membuat semakin tidak memungkinkan pertemuan secara langsung untuk kegiatan belajar mengajar.

“Adanya klaster tersebut yang tidak jauh dari DT, membuat kita dengan terpaksa harus menunda pengajaran secara langsung,” katanya.

Berdasarkan hasil survei yang diadakan oleh tim, sebanyak 67 persen berpendapat agar dalam proses pembelajaran mandiri tidak didampingi orangtua.

“Kalau pun harus didampingi hanya satu jam saja,” ujar Rika.

Pembelajaran tanpa ditemani orangtua ini, kata Rika dilakukan untuk menumbuhkan rasa mandiri terhadap anak. Sebagaimana dalam pertemuan di kelas, Rika menyebut para siswa harus membiasakan diri meskipun sedang berada di rumah.

Namun, pembelajaran jarak jauh tanpa didampingi orang tua bukan tidak memiliki resiko. Beberapa orangtua, kata Rika mengeluhkan kekhawatiran jika tidak didampingi. Takut anaknya melenggang ke dunia maya tanpa kontrol.

“Ya kemandirian ini perlu bukti, bahwa anak-anak tetap fokus pada pembelajaran. Ada yang minta dari orangtua untuk segera diadakan pembelajaran dengan bertatap muka secara langsung, karena tidak memungkin bisa lama mendampingi anaknya belajar daring. Tapi kalau tidak didampingi, ditakutkan anaknya akan merambah ke mana-kemana dalam dunia sosial media,” ucapnya.

Salah satu upaya menjawab kekhawatiran orangtua akan hal tersebut, SMA DTBS kata Rika sudah menyiapkan program, desain dan pola pembelajaran jarak jauh. Program ini nantinya harus didukung oleh masing-masing orangtua.

“Pikiran negatif pasti ada, tapi kita harus memberikan kepercayaan dan husnudzon saja akan apa yang dilakukan anak-anak kita. Makanya kita sedang menyiapkan program agar anak bisa terus memiliki kegiatan positif dan ini perlu dukungan dan peran orangtua di rumah. Sederhananya, memberikan semangat belajar adalah salah satu upaya untuk menjauhkan anak dari apa yang kita takutkan,” tuturnya. (Elga)