Santri PMK Antusias Belajar Pentingnya Sadar Bayar Zakat
Para Santri PMK (Pesantren Masa Keemasan) Angkatan ke 42, yang biasa disapa dengan ayah dan bunda, tampak serius menyimak tausiah dari Ustaz Ali Nurdin, Lc. Pada kesempatan tersebut, Ustaz Ali menyampaikan tentang pentingnya kesadaran membayar zakat.
“Ayah Bunda, telah diketahui bersama, bahwa zakat merupakan salah satu dari rukun Islam sebagaimana yang ditegaskan oleh baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dalam sebuah hadis, “Islam dibangun di atas lima hal: kesaksian sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad utusan Allah, melaksanakan salat, membayar zakat, haji, dan puasa Ramadan. (HR Bukhari Muslim). Selain itu, secara subtansial, zakat termasuk kategori kewajiban yang mempunyai dua tinjauan murakkab, yaitu tinjauan ta’abbudi (penghambaan diri kepada Allah), dan tinjauan social,” tuturnya, pada Selasa (23/7).
Ustaz Ali kemudian menjelaskan, zakat menurut tinjauan Ta’abbudi yaitu terletak pada keharusan memenuhi berbagai cara pengalkulasian, pendistribusian, dan aturan-aturan lainnya, yang harus dipatuhi oleh seorang muzakki (orang yang membayar zakat). Sehingga zakat yang ditunaikan menjadi sah secara syar’i. Dari tinjauan inilah (ta’abbudi) zakat menjadi salah satu rukun islam yang sejajar dengan salat, puasa, dan haji.
Sedangkan zakat dari tinjauan sosial ialah terlihat pada objek utamanya, yaitu pemenuhan kebutuhan hidup mustahik (para penerima zakat), yang mayoritas masyarakat ekonomi kelas bawah. Lalu, mereka dibantu untuk mandiri dari segi ekonomi, agar terentas dari kemiskinan.
“Maka dari itu ayah bunda harus sadar dan selalu ingat dalam membayar zakat, baik zakat fitrah maupun zakat mall nya, karena zakat merupakan pembersih untuk harta-harta yang kita miliki. Seperti dalam Quran Surah at-Taubah Ayat 103 (Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat tersebut engkau membersihkan dan mensucikan mereka) dan Quran Surah al-Baqarah Ayat 43 (Dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama dengan orang-orang yang ruku), jadi berzakat itu bukti keimanan kita kepada Allah SWT,” jelasnya.
(Sukmara Galih)