Santri SMP DTBS Praktikkan Karakter Baku dalam Berolahraga

Yayasan Daarut Tauhiid (DT) memiliki tata nilai tersendiri yang menjadi unggulan dalam membangun karakter santri, khususnya untuk Santri SMP Daarut Tauhiid Boarding School (DTBS) Putra. Tata nilai tersebut ialah Karakter BAKU (Baik dan Kuat). Karakter Baik yang berarti jujur, adil, dan amanah. Sedangkan Karakter Kuat ialah berani, disiplin, dan tangguh.

Menurut KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), Pimpinan Yayasan DT, Karakter Baik, seperti jujur, merupakan modal dalam kehidupan. Kejujuran harus dilakukan sepanjang waktu, di segala tempat, tanpa ada celah untuk berbuat tidak jujur. Selanjutnya, adil. Misalnya, dalam berpikir dan bertindak, tidak menzalimi orang lain.

Kata Aa Gym, jangan pernah berbuat licik, karena perbuatan licik dan zalim, sebenarnya perbuatan itu akan terkena pada dirinya sendiri. Lalu, amanah, yang berarti penuh tanggungjawab, tegak memegang teguh tanggung jawab.

Karakter tersebut telah tertanam pada diri Santri SMP Daarut Tauhiid Boarding School (DTBS), sehingga para siswa pun memiliki sikap-sikap yang positif. Contohnya dapat terlihat saat berolahraga. Para siswa menunjukkan sikap sportivitas.

Seperti halnya Amir, Santri Kelas VII. Ketika bermain sepak bola, ia tidak sengaja menjatuhkan rekannya sendiri. Tanpa berpikir panjang, ia langsung menjabat tangan rekannya yang terjatuh, membantunya untuk kembali berdiri, sambil mengucapkan permohonan maaf pada rekannya.

“Dalam olahraga sudah pasti ada yang terjatuh. Namun, penyebab orang itu terjatuh berbeda-beda. Tadi saya tidak sengaja menjatuhkan teman saya ketika bermain bola, saya langsung membantunya untuk berdiri lagi, dan langsung balang minta maaf. Kan, kita boleh bersaing, tapi bukan berarti kita saling bermusuhan dan saling membenci. Kita juga diajarkan untuk senantiasa berbuat jujur, adil, dan tidak curang,” ungkapnya saat selesai bermain sepak bola, pada Selasa (25/9).

Amir juga mengungkapkan, ia dan teman-teman santri lainnya, selalu diingatkan Aa Gym, untuk tidak berbuat ‘duzolkakosi’, yang berarti dusta, zalim, kasar, kotor, dan sirik. Jadi menurutnya, Santri DT harus melaksanakan itu. Jika tidak, maka tidak termasuk ciri Santri DT.
(Sukmara Galih)