Setiap Kejadian Ada Hikmahnya

Setiap waktunya di Daarut Tauhiid (DT) selalu ramai dengan berbagai kunjungan dari para jamaah. Kondisi ini terutama terlihat sebelum pandemi, sehingga memberikan kesan yang membuat para jamaah menjadikan DT bukan sekadar pesantren. Tapi pilihan tempat untuk menenangkan diri, atau me-restart ulang untuk mempersiapkan diri kembali berkarya dan beramal.

Beragam kejadian pun bisa dipetik hikmahnya jika kita mau mengambil pelajaran. Dalam hidup kita, pastilah terjadi banyak masalah dan ujian. Terkadang kita merasa hidup begitu berat, bahkan seolah tak pernah terlihat jalan keluar. Kita sudah lelah menemukan “apa-mengapa-bagaimana” semua ini bisa terjadi.

Masalah yang dirasakan bisa hadir dari diri sendiri, sehingga kita menjalaninya dengan perasaan beraneka ragam. Mungkin pasrah, mungkin dengan berharap kelak ada jalan keluar, mungkin dengan putus asa, dan lain lain. Maka, jika kita sudah sampai batas yang tidak bisa ditoleransi oleh akal, jangan pernah lupa bahwa sesungguhnya Allah memang memberikan banyak “masalah” untuk manusia.

Allah Mengatur Segalanya

كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Artinya: “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. al-Baqarah [2]: 216).

Setiap kejadian ini harus disikapi dengan bijak dan tidak boleh gegabah. Tugas kita adalah menyempurnakan ikhtiar di jalan yang Allah sukai. Lalu pasrahkan semuanya kepada Allah atas kejadian yang menimpa. Bertawakal kepada-Nya yang pasti tidak akan mengecewakan kita. Justru kitalah yang mengecewakan Allah jika salah dalam menyikapi masalah.

Hal yang baik untuk kita belum tentu menurut Allah. Karena terkadang pengetahuan dan hawa nafsu membuat kita tergesa-gesa. Kita pun menjadi kurang jeli melihat kebenaran. Begitu pula yang buruk menurut kita, bisa jadi adalah yang terbaik menurut Allah yang Mahatahu segalnya.

Andai semua keinginan kita dipenuhi semua oleh Allah, sungguh tidak ada lagi yang menarik dalam hidup ini. Dunia ini pun akan kacau balau. Tidak ada terucap rasa syukur dan terima kasih dari diri ini.

Maka, kita bisa belajar bahwa Allah memberikan sebaik-baiknya kejadian. Hikmah bisa kita ambil dari setiap peristiwa. Jangan sampai diri ini menjadi hamba yang tidak menerima setiap ketetapan-Nya, karena pilihan Allah adalah yang terbaik untuk kita. (Eko)