Tiga Tips Sikapi Islam Phobia Ala Imam Shamsi Ali

Kajian Malam Jumat di Masjid Daarut Tauhiid (DT), tampak spesial dengan kehadiran Imam Shamsi Ali, Imam of Jamaica Moslem Center, USA. Ia adalah Warga Negara Indonesia (WNI), yang berdakwah di America. Pada kesempatan tersebut, Imam Shamsi Ali, ditemani oleh KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), membahas tentang tantangan dakwah di zaman ini, terutama dalam menyikapi Islam Phobia.

“Menghadapi semua tantangan dakwah, termasuk di dalamnya Islam Phobia, harus dihadapi dengan hati yang kokoh, pikiran sehat, dan pandangan yang jauh ke depan. Bersikap reaktif belum tentu memberikan manfaat. Sebaliknya, bahkan dapat menjadi lobang kehancuran dakwah itu sendiri,” jelasnya pada Kamis (24/10).

Menurutnya, Islam Phobia adalah sebuah fenomena alami dalam proses hidup, dan kematangan iman. Bahkan dapat menjadi mesin penggerak laju pergerakan dakwah itu sendiri. “Karenanya pertanyaan besar sebenarnya adalah bagaimana menghadapi Islam Phobia? Sehingga tidak mengorbankan (victimizing) umat. Sebaliknya, justru mampu termaksimalkan untuk kemajuan dan perkembangan dakwah itu sendiri,” lanjutnya .

Ada tiga tips yang diberikan Imam Shamsi Ali, untuk menyikapi Islam Phobia. Pertama, jadikan Allah sebagai pegangan. Kerap kali kita menyaksikan orang-orang mengaku memperjuangkan islam dan kebenaran, tapi pada dirinya sendiri, islam dan kebenaran itu dipegangi setengah hati. Mengaku memperjuangkan agama Allah, tapi Allah dan agama-Nya sekadar hiasan dan slogan murah.

Kedua, pemahaman agama yang solid. “Keadaan ini juga biasanya berakibat fatal. Reaksi terhadap masalah yang dihadapi, menjadi labil dan sering dilandasi emosi yang mengesampingkan rasionalitas. Akibatnya orang lain menuduh Islam sebagai agama yang emosional dan amarah,” ungkapnya.

Ketiga, jadikan Rasulullah saw sebagai role model. “Dalam segala perilakunya, muslim harusnya menjadikan Rasulullah saw sebagai role model atau contoh tauladan. “Tentu tidak terkecuali, bahkan lebih utama lagi, ketika kita berinteraksi dengan dunia dakwah. Yang pasti beliau saw selalu mengedepankan akhlak karimah (karakter mulia). Beliau imbang dalam segala hal. Beliau mengedepankan hati dan akal sehat. Beliau santun dalam kata dan karakter,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan, salah satu alasan kekhawatiran atau ketakutan orang Amerika terhadap Islam, ialah realita bahwa mayoritas dunia Islam masih terbelakang dalam banyak hal.

“Sayangnya, keterbelakangan ini mempengaruhi cara pandang mereka terhadap Islam. Seolah kemiskinan dan kebodohan itu dikarenakan oleh ajaran Islam itu sendiri,” katanya.
(Sukmara Galih)