Tips Lindungi Anak dari Pengaruh LGBT ala BKMT

JAKARTA – Syifa Fauzia Ketua Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) menyampaikan bagaimana sebuah keluarga dapat melindungi anak-anaknya dari gerakan LGBT. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menjalin komunikasi yang baik antara suami, istri dan anak.

Syifa mengatakan sangat setuju dengan apa yang disampaikan oleh Komite Perempuan, Pemuda dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (KPRK MUI) bahwa peran keluarga sangat penting untuk memahami LGBT dalam konteks ini. pindah. Namun, peran keluarga harus sangat penting bagi anak.

Dia mengatakan, bagaimanapun, bahwa ayah dan ibu tidak dapat membatasi anak-anak mereka 24 jam dengan semua informasi yang mereka dapatkan dari gadget, TV, media sosial, dan lainnya.

“Tentu saja kita juga tidak bisa mengunci anak kita, karena mereka pasti akan sekolah, mungkin dengan les tambahan, di pergaulan, dll,” kata Syifa, mengutip dari Republika.co.id, Kamis (19/5/2022).

Menurutnya, hal terbaik bagi orang tua, terutama di keluarga Indonesia, khususnya keluarga Muslim, adalah menjalin komunikasi yang baik dengan anak-anaknya. Sebagai orang tua, kita harus bisa berkomunikasi dan memberikan masukan yang baik untuk anak kita.

Orang tua harus bisa menjawab pertanyaan dari anak-anaknya, katanya. Karena anak-anak lebih baik bertanya kepada orang tua mereka daripada orang lain, terutama teman-teman mereka, mereka masih membutuhkan nasihat yang baik dari orang dewasa.

“Jadi menurut saya komunikasi harus dibentuk, komunikasi yang baik harus terjalin antara keluarga, suami istri, ibu dan anak, ayah dan anak, dan menurut saya ini harus bisa menjalin komunikasi yang baik agar anak nyaman diajak bicara. kami,” kata Syifa.

Syifa mengatakan bahwa ketika ada komunikasi yang baik antar keluarga, misalnya jika sesuatu yang tidak biasa ditemukan atau dilihat anak diserang dan ditantang, Anak-anak akan mewariskannya kepada orang tua mereka. Jadi orang tua tahu apa yang anak-anak mereka temukan dan apa yang ingin mereka ketahui.

Untuk itu, tegasnya, orang tua harus mampu mengembangkan keintiman yang alami dengan anak-anaknya. Dengan cara ini anak-anak dapat memberi tahu orang tua mereka apa pun dari kenyamanan mereka sendiri. Hal ini memungkinkan anak-anak untuk berbagi, berdiskusi, dan curhat dengan nyaman dengan orang tua mereka.

“Jika kita (orang tua) telah menjauhkan diri dari anak-anak kita, atau kita banyak menggunakan komunikasi satu arah, yang berarti bahwa orang tua hanya melarang tetapi kita tidak mengatakan mengapa sesuatu dilarang, saya pikir itu pasti akan terjadi. menjadi sulit,” jelas Syifa.

Syifa mengatakan jika komunikasi antar anggota keluarga tidak baik, anak-anak pasti akan takut untuk berbicara dengan orang tuanya. Karena jika mereka merasa telah melakukan kesalahan, mereka takut dimarahi, meskipun mereka tidak tahu apakah itu baik atau buruk.

“Jadi menurut saya orang tua harus menjalin komunikasi yang terbuka agar anak bisa ngobrol dan curhat cerita hal-hal yang mereka temui kalau mereka tidak bersama kita,” ujarnya. (Wahid)

Red: WIN

_________________________

daaruttauhiid.org

Ref: Republika