Urgensi Islamic Financial Planning

Islam mendorong umatnya untuk memiliki harta yang memadai atau kaya. Islam memerintahkan untuk memperhatikan keluarga (ahli waris) yang akan ditinggalkan, agar mereka tidak hidup miskin sehingga menadahkan tangannya pada manusia. Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya, engkau tinggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya (cukup) lebih baik daripada engkau tinggalkan mereka hidup melarat (miskin) yang menadahkan tangan-tangan mereka kepada manusia (meminta-minta).” (HR. Bukhari dan Muslim).

Islamic financial planning merupakan cara mengelola keuangan sesuai ajaran Islam. Islamic financial planning menjadi penting dipelajari, baik itu bagi mereka yang telah berkeluarga maupun yang belum. Tidak sedikit yang mengalami kesulitan mengelola penghasilannya. Bukan karena penghasilannya ‘sedikit’, karena ternyata yang penghasilannya ‘melimpah’ pun bisa terlilit utang. Islamic financial planning bisa menjadi salah satu solusi mengelola keuangan, ketika penghasilan ‘sedikit’ maupun saat penghasilan ‘melimpah’.

Prinsip Kaya dan Dermawan

Islamic financial planning mengajarkan untuk menjadi kaya atau cukup secara materi dan menjadi ahli sedekah. Rasulullah saw pernah bersabda pada sahabatnya, Hakim bin Hizaam, “Wahai Hakim! Sesungguhnya harta ini indah (dan) manis maka barang siapa yang mengambilnya dengan jiwa yang baik, niscaya mendapat keberkahan, dan barang siapa yang mengambilnya dengan jiwa yang tamak, niscaya tidak mendapat keberkahan, dan ia seperti orang yang makan tetapi tidak pernah kenyang, dan tangan yang di atas (yang memberi) lebih baik dari tangan yang di bawah (yang meminta). (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini menganjurkan untuk memilih harta yang cukup dan memadai. Alasannya: Pertama, karena dinyatakan bahwa harta itu indah dan manis, berarti merupakan sesuatu yang positif. Kedua, disebutkan bahwa tangan di atas (memberi) lebih baik dari pada tangan di bawah (meminta), yang mengindikasikan untuk menjadi dermawan tidak harus kaya raya, karena belum tentu orang yang kaya raya itu dermawan.

Namun, dengan menjadi kaya dan dermawan, akan banyak harta yang dapat ia dermakan. Dengan demikian, menjadi orang kaya akan memiliki kesempatan lebih besar untuk beramal dan memberi manfaat bagi orang lain dengan hartanya.

Islam mengajarkan pada pemeluknya bahwa urusan ibadah atau agama dan ikhtiar mencari harta bukan sesuatu yang terpisah. Islam memotivasi untuk melakukan ikhtiar mencari rezeki dan menggunakan harta yang telah diperoleh sesuai tuntunan cara mengelolanya.

Pentingnya Perencanaan Keuangan

Perencanaan keuangan selain untuk menghemat atau pun menjadikan pengeluaran kita lebih efektif, ternyata bisa berdampak pada meningkatnya pendapatan. Karena pembahasannya berkenaan dengan investasi, wirausaha, dan lainnya. Contoh sederhana dari perencanaan keuangan, kita bisa mengetahui pengeluaran yang bisa kita tunda dan mengalihkannya sebagai modal usaha.

Dengan adanya perencanaan keuangan yang baik, maka kita dapat mengatur cashflow hal-hal yang lebih menguntungkan, sehingga pendapatan kita meningkat dan tujuan keuangan tercapai.

Allah SWT berfirman:

وَءَاتِ ذَا ٱلْقُرْبَىٰ حَقَّهُۥ وَٱلْمِسْكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا

Artinya: “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.” (QS. al-Isra [17]: 26).

Sesuai dengan ayat ini, prinsip pengelolaan keuangan dalam Islam yakni: Pertama, mengeluarkan harta dengan perencanaan, tidak berlebihan sesuai kebutuhan. Kedua, menjadi dermawan tidak harus menunggu harta melimpah, karena bersedekah justru membuat harta menjadi berkah dan melimpah. (Ana)