Belajarlah Sabar Menjauhi Maksiat

Al-Quran banyak sekali menyampaikan kisah-kisah umat terdahulu yang binasa disebabkan kemaksiatan yang mereka lakukan terhadap Allah. Bukan tidak ada peringatan kepada mereka, justru peringatan dari Allah SWT sudah bertubi-tubi datang kepada mereka melalui ajakan dari para nabi dan rasul-Nya. Tetapi, mereka tidak bisa bersabar dalam menjauhi maksiat. Mereka pun menjadi orang-orang yang bebal dari nasihat, dan hatinya buta dari hidayah, sehingga akhirnya mereka binasa ditelan adab. Na’udzubillaahi mindzalik. Kita berlindung kepada Allah dari kepedihan azab yang disebabkan dosa-dosa yang kita lakukan.

Saudaraku, sesungguhnya tiap satu kali kita melakukan maksiat, maka ketika itu juga kita sedang menanam paku, duri, pecahan kaca, bayonet atau bambu runcing, persis di jalanan yang akan kita lalui. Dan, kita pasti akan menginjaknya, tidak mungkin meleset. Jadi, semakin kita banyak maksiat, maka semakin banyak kita menebar ranjau berbahaya yang pasti mencelakai diri kita sendiri.

Oleh karenanya, jangan menyalahkan orang lain ketika kita merasakan penderitaan. Penderitaan tersebut datang pasti karena diundang oleh kezaliman diri kita sendiri. Masalahnya kita suka lupa akan hal ini. Setiap kali merasakan penderitaan, kita sibuk mencari kambing hitam, sibuk menyalahkan orang lain dan berat mengakui kesalahan diri sendiri. Padahal Allah sudah sangat gamblang mengingatkan jika keburukan yang kita lakukan akan kembali pada kita.

Artinya, langkah terbaik ketika kita merasa menderita adalah segera introspeksi diri dan bertobat. Jangan pernah merasa suci dari dosa karena manusia memang tempatnya salah dan khilaf. Boleh jadi ada dosa yang lupa kita tobati, atau boleh jadi ada orang lain yang terzalimi oleh kita tanpa disadari.

Kemudian, iringi setiap tobat dengan berbaik sangka kepada Allah. Yakini setiap kemalangan yang menimpa kita itu, tiada lain adalah bentuk kasih sayang-Nya kepada kita. Agar kita senantiasa ingat kepada-Nya, memohon perlindungan-Nya dan memperbaiki kualitas diri. Ketika kita bermaksiat, tak ada satu pun yang meleset untuk dicatat oleh malaikat. Setiap bagiannya diperhitungkan dan diberikan balasannya kepada kita.

Allah SWT berfirman, “Dan jika syaitan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-Anfal [41]: 36)

Banyak kemaksiatan yang terjadi disebabkan seseorang tidak bersabar menghadapi godaan syaitan. Padahal jalan menuju neraka senantiasa dibuat indah oleh syaitan, sehingga bisa menjerat manusia yang tergoda. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda, “Surga itu diliputi dengan perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa), sedangkan neraka itu diliputi oleh perkara-perkara yang disukai oleh syahwat.” (HR. Muslim)

Oleh karena itu, marilah kita senantiasa melatih diri bersabar dalam menghadapi berbagai keindahan dunia yang menyeret kita pada kemaksiatan dan dosa. Kesabaran mengantarkan kita pada keselamatan dan pertolongan Allah SWT. (KH. Abdullah Gymnastiar)