Aa Gym: Celakanya Para Pendakwah

DAARUTTAUHIID.ORG | Dakwah atau menyeru pada kebaikan tidak hanya tugas seorang ustadz, kyai, dan ulama. Akan tetapi semua umat manusia punya kewajiban untuk mengajak dan menyampaikan kebaikan. Bahkan dari beberapa tafsir dijelaskan bahwa seorang muadzin juga termasuk penyeru dalam kebaikan.

Dakwah bisa jadi baik dan bisa juga jadi buruk. Baik jika niatnya karena Allah Ta’ala dan yang disampaikannya juga sesuatu yang benar dan disampaikan cara yang benar. Apakah mungkin dalam dakwah salah niat?

Sangat memungkinkan, ada sebagian orang yang tidak menggunakan dakwah sebagai jalan kebaikan, akan tetapi malah menggunakan dakwah untuk kepentingan dunia, misalkan mengunakan dakwah ingmendapatkan popularitas, mendapatkan uang atau imbalan, dan ingin dikagumi orang sebagai pendakwah yang hebat.

Dakwah atau ceramah yang baik itu adalah dakwah yang diterima oleh Allah, karena yang membolak balikan hati adalah Allah bukan perkataan atau ceramah, makanya sebelum ceramah siapkan dulu hati dan ilmunya, hatinya karena Allah dan ilmu yang disampaikan juga benar yang bisa dipertanggungjawabkan. Jangan menyampaikan sesuatu yang mengada-mengada atau berbohong agar kita dikagumi oleh orang lain. Bolehkah kita bergurau dalam ceramah atau dakwah? Selama gurauwannya tidak menyimpang dari kebenara dan tidak berlebihan maka tidak apa-apa.

 Jadi niatkan juga dalam hati, semoga apa yang kita sampaikan menjadi jalan kebaikan bagi orang lain, tidak perlu kita diiming-imingin dengan sesuatu yang membuat kita takabbur dan takjub, idak penting menyampaikan sesuatu yang besar atau kecil, sederhana atau luar biasa, yang penting niatnya ikhlas, benar, dan tujuannya baik.

Dalam ceramah atau dakwah pasti ada banyak ujiannya, ujian bagi diri sendiri untuk mengamalkan apa yang disampaikan. Jadi pendakwah harus memberikan teladan yang baik kepada yang didakwahkan. Agar ada relevansi antara perkataan dan perbuatan. Misalkan ketika kita menyampaikan ceramah tentang sabar, maka kita harus belajar sekuat mungkin untuk menjadi pribadi yang sabar.

Ingat, menyampaikan sesuatu yang tidak kita kerjakan, maka ditegur oleh Allah melalui firmannya dalam surat:

“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (2) (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (3)” (QS. As-Shaff: 2-3)

Pada ayat 3 diterangkan bahwa Allah murka kepada orang yang hanya pandai berkata saja tetapi tidak melaksanakan apa yang diucapkannya. Dan pada ayat 4 diterangkan bahwa Allah menyukai orang yang mempraktekkan apa yang diucapkannya yaitu orang-orang yang berperang pada jalan Allah dalam satu barisan. (KH. Abdullah Gymnastiar)