Aa Gym: Menyikapi Setiap Takdir Yang Menimpa Kita

[DAARUTTAUHIID.ORG]- Jika muncul sebuah pertanyaan dalam diri kita, mengapa kita harus berikhtiar jika semuanya sudah tertulis dalam takdir Allah Ta’ala?

Takdir itu dibagi menjadi 2, di antaranya ialah:

Pertama, takdir yang tidak bisa dipilih. Kemudian yang kedua ialah takdir yang bisa dipilih dari satu takdir ke takdir yang lain. Jika dilihat dari pemahaman Jabariyah bahwa semua tindakan manusia bukan atas kehendak sendiri, namun ditentukan oleh Allah Ta’ala. Sedangkan dalam pemahaman Qodariyah bahwa segala perbuatan manusia dilakukan atas kehendaknya sendiri.

Manusia memiliki kewenangan untuk melakukan segala perbuatan atas keinginannya sendiri, baik berbuat baik ataupun berbuat jahat. Begitu pula bagi seseorang yang memilih untuk berbuat zina, namun ia tidak berkeinginan untuk bertobat, maka Allah akan menakdirkan untuknya pasangan  pezina. Seperti firman Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an yang artinya:

“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga).” (QS. An-Nisa: 282)

Janganlah cepat merasa kecewa, akan tetapi yang perlu dilakukan ialah menyikapinya dengan cara berprasangka baik pada setiap takdir yang menimpa kita. Kalau diPHK dari pekerjaan, maka bersabar dan tunggu hikmahnya, boleh jadi Allah Ta’ala sedang mempersiapkan dengan hal yang lebih baik untuk kita. Boleh jadi Allah sedang menyiapkan ke tempat yang lebih baik yang membuat kita semakin dekat dengan Alloh dengan cara dipertemukan dengan orang baik.

Bagaimana kalau setelah diPHK penghasilan menjadi sedikit? Maka tetap bersabar dan belajar untuk mengambil hikmahnya, dengan penghasilan sedikit membuat kita lebih tawadhu’ dan tidak boros. Dengan uang sedikit juga membuat kita tidak mudah untuk bermaksiat dan tidak membuat merasa sombong dan ujub.

Maka oleh karenanya, jika setiap takdir yang sudah ditetapkan yang terbaik bagi seseorang, karena takdir adalah ketetapan Allah Ta’ala, sangat tidak mungkin Allah yang maha Penyayang dan lagi Maha Pengasih ingin mencelakakan hamba-Nya, apapun takdir yang menimpa kita maka hadapi dan bersabarlah dalam mengambil hikmahnya. (KH. Abdullah Gymnastiar)